Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perilaku yang Perlu Dihilangkan agar Lebih Disukai Orang Lain

Kompas.com - 08/09/2023, 18:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Parade

KOMPAS.com - Menjadi pribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang bukan hal yang alami bagi setiap individu.

Ada beberapa etika, kebiasaan dan kecenderungan saat berinteraksi yang perlu diperhatikan.

Tak hanya itu, kadang ada perilaku tertentu yang sebaiknya kita hilangkan agar bisa bergaul lebih luas.

Baca juga: Mengapa Pria Gemuk Lebih Disukai Wanita?

“Kita semua memiliki perilaku dan pola yang dapat membawa kita menuju hubungan yang tidak sehat atau tidak memuaskan,” kata Victoria Latifses, psikolog berlisensi di Los Angeles.

“Menginventarisasi perilaku kita dapat membantu kita mengubah sumber penyebab yang membawa kita ke arah yang salah.”

Beberapa perilaku yang menurutnya harus dijauhi yakni:

Berpikir kita adalah pusat dunia

Perilaku ini membuat kita egois saat menjalin hubungan dengan orang lain.

"Ketika kebutuhan seseorang diprioritaskan di atas orang lain, dan ekspektasi terhadap hubungan tersebut tidak terelakkan," kata Robert Yeilding, PsyD, psikolog klinis di AS.

Agar lebih disukai orang lain, kita perlu empati dan pertimbangan terhadap perasaan mereka untuk menunjukkan kepedulian.

Baca juga: 6 Kebiasaan untuk Mengasah Rasa Empati, Mau Coba?

Tidak memiliki batasan pribadi

Memiliki batasan yang sehat perlu demi kesehatan mental, khususnya jika kita senang bergaul.

Hal ini juga dapat menciptakan kehadiran sosial yang positif dan nyaman bagi orang lain.

Enggan berbagi

Untuk menjadi orang yang menyenangkan, kita perlu memastikan adanya timbal balik saat berinteraksi baik dalam hal waktu, ketersediaan dan dukungan.

Baca juga: Dukungan Sosial Penting bagi Kesehatan Mental Ibu, Seperti Apa?

Jangan hanya mengambil dari orang lain sehingga kita menjadi sosok yang egois dan oportunis.

Buang perilaku ini dan bersikap suportif serta murah hati sehingga bisa menjadi lebih dihargai oleh teman-teman.

Selalu berasumsi

Ilustrasi kecemasan meningkat saat menstruasi.Freepik/Dragos Condrea Ilustrasi kecemasan meningkat saat menstruasi.
Pahami jika kita tidak selalu mengetahui segalanya sehingga tak terbiasa berasumsi.

Berlatihlah mendengarkan secara aktif untuk benar-benar menyerap detail percakapan dan lebih fokus pada momen tersebut.

“Ini tidak selalu tentang kita," tandas Latifses.

Baca juga: Asumsi Jadi “Biang Keladi” Hancurnya Hubungan Asmara

Yes man

Sosok yes man sering kali dianggap sebagai cara mudah berteman dengan luas.

Padahal perilaku ini memberikan kesan bahwa kita tidak tulus dan mencurigakan.

Tak ada salahnya mengatakan tidak saat memang membutuhkannya, termasuk sebagai cara menghormati batasan diri.

Baca juga: Orang Tidak Mau Berteman dengan Kita, Apa Saja Tandanya?

Terlalu serius

Sikap yang terlalu serius pada segala hal tanpa terkecuali bisa menjadi hambatan pertemanan.

Cobalah sedikit bersantai dan biasakan untuk bercanda untuk membuat suasana lebih santai.

Hal ini membuat kita tampak lebih mudah didekati dan fleksibel, sekaligus terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih pribadi.

Terlalu asyik dengan ponsel

Kebiasaan buruk sebelum tidur.iStockPhoto/bymuratdeniz Kebiasaan buruk sebelum tidur.
Sibuk dengan ponsel membuat kita menjadi orang yang berjarak, terdistraksi dan tidak berminat berinteraksi dengan orang lain.

Kebiasaan ini juga merusak mata dan relasi sosial kita.

Baca juga: Nomofobia, Rasa Takut Berpisah dengan Ponsel dan Gejalanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com