Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 5 Jenis Penyakit akibat Kehadiran Tikus di Rumah

Kompas.com - 14/09/2023, 13:21 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kehadiran tikus di rumah bisa memicu sejumlah penyakit yang merugikan semua anggota keluarga.

Penyakit akibat tikus itu tidak hanya disebabkan dari urine dan air liur, tetapi kotorannya juga berpotensi mencemari makanan dan minuman.

Namun, ada metode penularan lain, seperti gigitan tikus sampai badan tikus yang jorok dan kotor, yang dapat menebarkan bakteri, bahkan virus penyebab penyakit.

Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Saat Digigit Tikus untuk Cegah Infeksi 

Penyakit yang disebabkan tikus

Tikus dapat menyebarkan lebih dari 35 penyakit di seluruh dunia. Beberapa di antaranya memicu gangguan kesehatan yang sifatnya ringan hingga berat.

Berikut sejumlah risiko penyakit jika tikus terus dibiarkan ada di rumah.

1. Hantavirus

Pertama kali ditemukan pada tahun 1993, Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) dapat menular ketika manusia menghirup partikel udara dari urine, kotoran atau air liur tikus.

Infeksinya juga dapat menular melalui sentuhan atau memakan sesuatu yang bersentuhan dengan tikus.

Gejala dari Hantavirus ini biasanya ditandai dengan demam, sakit kepala, muntah, diare hingga sakit perut.

Sayangnya, tidak ada perawatan atau obat untuk mengatasinya. Seseorang yang terinfeksi perlu mendapatkan perawatan medis di ruang perawatan intensif.

2. Leptospirosis

Penyakit umum yang disebabkan tikus adalah leptosirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri genus leptospira yang masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka yang bersentuhan dengan sumber infeksi.

Seseorang yang menderita penyakit ini dapat menunjukkan gejala berupa demam tinggi, sakit kepala yang parah, nyeri otot, hingga penyakit kuning.

Jika tidak diobati, penyakit itu bisa menyerang ginjal dan memicu gagal ginjal, gagal hati dan gangguan pernapasan.

Baca juga: Bermacam Tanaman yang Mengusir dan Mengundang Tikus 

Ilustrasi gigitan tikusHealthline Ilustrasi gigitan tikus

3. Gangguan kesehatan akibat gigitan tikus

Penyakit yang satu ini sering disebut dengan Rat-bite fever (RBF).

Infeksinya terjadi akibat penularan bakteri Streptobacillus moniliformis yang dapat menular ke tubuh akibat gigitan hingga cakaran dari tikus.

Menurut laman Medical News Today, RBF bisa menimbulkan gejala berupa demam, ruam, nyeri sendi dan otot, panas dingin, mual, muntah hingga sakit tenggorokan.

4. Penyakit pes

Bakteri penyebab penyakit pes dibawa oleh kutu yang tertular dari hewan pengerat, sehingga kutu itu menyebarkan bakteri saat menggigit tubuh.

Penyakit pes disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia pestisida yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya.

Biasanya penyakit pes lebih mudah menular ke manusia di lingkungan padat dan sanitasi yang buruk.

Gejalanya dapat bervariasi tapi yang paling sering memicu pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher hingga selangkangan.

5. Lymphocytic chorio-meningitis (LCM)

Penyakit yang satu ini disebabkan oleh virus choriomeningitis limfositik (LCMV) yang merupakan turunan dari virus Arenaviridae.

Virus tersebut bisa dibawa oleh hewan pengerat yang biasanya ada di rumah-rumah.

Secara umum, jenis penyakit ini tidak menimbulkan gejala tertentu di awal infeksi, namun tingkat keparahannya baru muncul pada 8-13 hari setelah terserang virus.

Sejumlah gejala pun dapat meliputi seperti demam, nafsu makan berkurang, nyeri otot, sakit kepala, mual hingga muntah.

Baca juga: 6 Makanan di Dapur yang Bisa Mengundang Tikus Masuk ke Rumah 

Baca juga: Cara Pakai Garam untuk Dijadikan Racun Tikus 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com