Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Orang di Zona Biru Bikin Hidup Lebih Lama dan Sehat

Kompas.com - 24/09/2023, 14:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Vogue

KOMPAS.com - Zona Biru dikenal sebagai wilayah yang memiliki lebih banyak orang berusia 100-an tahun, dan lebih sedikit kasus penyakit kronis dibandingkan tempat lain di dunia.

Menurut para ahli, hal ini disebabkan karena orang-orang di Zona Biru memiliki pola makan dan kebiasaan hidup yang lebih sehat.

Namun, kita tidak perlu pindah ke wilayah Zona Biru untuk bisa mendapatkan manfaat dari kebiasaan hidup penduduknya.

Agar bisa hidup lebih sehat dan lebih lama, kita dapat mengadopsi beberapa kebiasaan sederhana yang dilakukan oleh orang-orang di Zona Biru, seperti yang dilansir dari laman Vogue berikut.

Baca juga: Mengungkap Rahasia di Balik Umur Panjang Penduduk Zona Biru

1. Mengonsumsi lemak sehat

Salah satu kesamaan utama antara orang-orang yang tinggal di Zona Biru di seluruh dunia adalah banyaknya lemak sehat dalam makanan mereka.

Di Pulau Okinawa, Jepang, lemak ini muncul dalam bentuk ikan berlemak seperti salmon, sementara di Mediterania, orang-orang menikmati banyak minyak zaitun lokal.

Ada banyak manfaat dari lemak sehat seperti omega-3, asam lemak esensial tak jenuh ganda.

Tetapi salah satu alasan utama lemak ini dikaitkan dengan umur panjang adalah kemampuannya untuk mengurangi peradangan.

Peradangan  merupakan akar dari kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, stroke, bahkan depresi dan kecemasan.

Dua jenis omega-3 tertentu, EPA dan DHA, diketahui bermanfaat bagi kesehatan otak dan mampu memperlambat penurunan kognitif.

Kandungan itu membantu menjaga kesehatan membran sel dan mendorong komunikasi antar sel otak.

Minyak zaitun merupakan sumber yang bagus untuk keduanya, tetapi selalu pilihlah minyak zaitun extra virgin, karena belum dimurnikan sehingga lebih banyak mempertahankan nilai gizinya.

Selain itu, omega-3 juga dapat membantu menjelaskan tingkat energi populasi lansia di Zona Biru.

Pola makan yang kaya akan minyak tak jenuh yang sehat, kacang-kacangan seperti kenari, dan lemak yang ditemukan dalam buah-buahan seperti alpukat sangat penting untuk menangkal kelelahan dan meningkatkan energi dan vitalitas.

Hal ini karena lemak adalah makronutrien yang paling padat energi. Omega-3 juga dapat membantu melancarkan peredaran darah di otak, yang membuat kita merasa lebih waspada.

2. Minum lebih banyak teh 

Budaya minum teh, khususnya teh hijau, telah lama dilakukan oleh orang-orang di Jepang, yang juga masuk ke dalam wilayah di Zona Biru.

Baca juga: 5 Manfaat Diet Zona Biru, Kurangi Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung

Di Jepang, 72,3 persen orang minum teh hijau setiap hari. Teh hijau kaya akan polifenol, antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari penyakit dan memperlambat penuaan alami pada otak.

Tak hanya itu, teh hijau juga merupakan pereda stres yang ampuh, karena mengandung asam amino yang disebut L-theanine, yang dikenal sebagai relaksan pemicu dopamin dan serotonin.

Ada juga manfaat kesehatan dari teh hitam.

Meskipun nilai gizinya berkurang ketika kita menambahkan susu, gula, atau pemanis, teh hitam sangat baik untuk kesehatan jantung.

Ini terjadi berkat kandungan theaflavin untuk membantu menurunkan kolesterol, dan flavanoid yang telah terbukti mengurangi risiko penyakit jantung.

3. Bergerak setiap hari

Daripada menetapkan tujuan kebugaran yang ambisius dan mungkin tidak dapat dicapai, ambillah contoh dari Zona Biru dan lakukan gerakan dalam rutinitas harian kita.

Bergerak tidak harus selalu berupa olahraga.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Nature Medicine, aktivitas singkat seperti menaiki tangga yang diukur menggunakan perangkat teknologi terbukti bermanfaat dalam mencegah kesehatan yang buruk.

Hasil penelitian juga menunjukkan, mereka yang melakukan gerakan singkat namun intens mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen.

Lalu, risiko kematian akibat kanker sekitar 40 persen pun turun. Capaian-capaian tersebut dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan aktivitas berat.

Meskipun mungkin tidak terasa seperti kita melakukan banyak hal, gerakan semacam ini sudah cukup untuk menekan sistem kardiovaskular.m

Hal tersebut meningkatkan penyerapan oksigen dan mencegah penyumbatan arteri jantung.

Gerakan sehari-hari juga penting untuk aliran getah bening yang sehat, yang sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

Jadi, mulailah dengan membuat perubahan kecil setiap hari.

Entah itu dengan menambah jumlah anak tangga yang harus dinaiki, atau menambahkan beberapa peregangan ringan ke dalam rutinitas sebelum tidur, usahakan untuk bergerak lebih banyak setiap hari.

Berjalan kaki selama 10 menit setelah makan malam juga bisa membantu melancarkan pencernaan dan menurunkan tingkat stres sebelum tidur.

Baca juga: Singapura Disebut Jadi Zona Biru Baru di Dunia, Apa Dasarnya?

4. Prioritaskan pola tidur yang baik

Di Zona Biru, orang-orang memahami pentingnya tidur malam yang nyenyak.

Tidur yang berkualitas baik dapat menyegarkan sel-sel otak, memperbaiki kulit, dan memperkuat setiap sistem utama dalam tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh, pernapasan, endokrin, dan saraf pusat.

Tidur siang juga merupakan prioritas di zona biru.

Para ahli sepakat tidur siang yang tepat — sekitar 20 menit adalah yang optimal dan tidak pernah lebih dari jam 3 sore — tidak hanya dapat memulihkan kekurangan tidur tetapi juga meningkatkan konsentrasi, suasana hati, dan energi.

Sedangkan untuk kebiasaan malam hari yang sehat, berpegang teguh pada jadwal tidur yang teratur pada waktu yang telah ditentukan, dan tidur antara 7-9 jam setiap malam, semuanya berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.

5. Bersosialisasi

Manusia secara alamiah adalah makhluk yang suka bersosialisasi, tidak mengherankan jika interaksi sosial adalah kunci untuk hidup panjang dan sehat.

Baca juga: Diungkap, Orang-orang Panjang Umur di Zona Biru Tidak Gila Kesehatan

Sebuah riset baru-baru ini menemukan, orang-orang yang dikategorikan sebagai terisolasi secara sosial memiliki risiko 26 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian.

Sementara kesepian yang berkepanjangan juga mengakibatkan peningkatan risiko sebesar 14 persen.

Berada di sekitar orang lain juga merupakan kunci untuk kesehatan otak yang lebih baik.

Karena ketika kita berinteraksi dengan orang lain, darah beredar ke berbagai bagian otak untuk membantu kita mendengarkan dan merumuskan respons.

Terus menerus menggunakan otak dengan cara ini juga dapat meningkatkan koneksi yang dibuat antara sel-sel otak dan sirkuit saraf yang digunakan.

Semakin aktif dan adaptif, semakin sulit bagi penyakit neurodegeneratif untuk menguasai otak kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com