Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2023, 16:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

2. Meninjau ulang prioritas

Pencarian kerja berikutnya harus dimulai dengan tinjauan ulang. Ingatlah apa yang paling kita sukai dari posisi kita sebelumnya dan pertimbangkan apa yang paling penting bagi kita saat ini.

Taaffe merekomendasikan untuk membuat daftar 10 besar prioritas kita untuk pekerjaan berikutnya.

Misalnya, kita mungkin paling tertarik pada jenis pekerjaan tertentu, atau kita mungkin menghargai perjalanan yang lebih singkat atau kesempatan untuk mengembangkan keahlian baru.

Daftar ini akan memberikan kita cara untuk mengevaluasi pekerjaan baru yang potensial, membandingkan fitur-fiturnya dengan prioritas dalam daftar kita.

Latihan ini juga mengingatkan jika kita memiliki kendali atas prosesnya dan tidak ada pekerjaan yang sempurna, namun ada yang lebih sesuai dengan prioritas kita dibandingkan yang lain.

"Tidak ada pekerjaan yang akan cocok 100 persen, tetapi dengan menggunakan latihan ini, kita mungkin akan menyadari beberapa aspek dari pekerjaan itu benar-benar tidak cocok," kata Taaffe.

3. Memanfaatkan koneksi yang ada

Salah satu aspek yang berpotensi membuat tidak nyaman saat memasuki pasar kerja adalah mengaktifkan jaringan yang telah kita kembangkan selama berkarier.

Namun demikian Taaffe menyarankan murid-muridnya untuk tetap terhubung dengan koneksi mereka secara konsisten.

Sehingga, dengan demikian mereka tidak menjangkau hanya ketika membutuhkan sesuatu, karena tidak selalu mudah untuk mengumpulkan upaya dan kesempatan untuk melakukannya.

"Setelah mengalami PHK, kita cenderung membiarkan koneksi kita tidak aktif," kata Taaffe.

"Namun saat pertama kali hal itu terjadi, mungkin diperlukan upaya untuk mengaktifkan kembali hubungan tersebut," ungkap dia.

Taaffe memiliki beberapa aturan sederhana untuk menghubungi orang-orang yang mungkin sudah lama tidak kita ajak bicara.

Pertama, akui adanya kesenjangan, dan jelaskan jika kita ingin terhubung kembali.

Kemudian, sampaikan jika kita telah di-PHK dan ingin mendengar bagaimana kisah atau langkah karier yang dapat membantu kita dalam menentukan langkah selanjutnya.

Beberapa orang yang telah di-PHK merasa lebih mudah untuk melakukan pertemuan empat mata dan mencari nasihat secara lebih terbuka.

Tetapi, ada beberapa orang pula yang mungkin merasa malu dan ragu untuk meminta bantuan.

Jadi, kita harus terus mengingatkan diri sendiri kalau PHK adalah bagian dari banyak atau bahkan sebagian besar karier, dan tidak bersifat pribadi.

"Jika kita merasa terisolasi, mulailah berbicara dengan orang-orang yang paling kita percayai tentang bagaimana membicarakan situasi ini, dan memperluas lingkaran pertemanan kita," ujar Taaffe.

Perlu diingat, ketika membangun koneksi, Taaffe menyarankan agar kita selalu memulai dengan permintaan khusus untuk orang-orang yang kita hubungi.

Selain itu, kita juga akan lebih berhasil jika mengajak seseorang dalam koneksi kita untuk ngobrol selama 30 menit, dan bagaimana kita bisa belajar darinya.

"Apa yang terjadi di masa lalu -termasuk soal PHK- seharusnya hanya 10 persen dari percakapan," kata Taaffe.

"Sementara 90 persennya adalah tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, apa yang ingin kita pelajari, dan bagaimana kita ingin memberikan dampak," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com