KOMPAS.com - Keluhan susah tidur sering kali dialami saat seseorang patah hati.
Pertengkaran, asmara yang kandas atau kematian pasangan yang memicu kesedihan akhirnya membuat kita kerap terjaga di malam hari.
Hal ini rupanya bukan sekadar rekaan film atau omong kosong belaka karena telah dibuktikan secara ilmiah.
Baca juga: Alasan Kita Suka Lagu Patah Hati padahal Punya Hubungan yang Bahagia
Wendy Troxel, peneliti sekaligus pakar perilaku tidur University of Pittsburgh membenarkan fenomena post-breakup insomnia ini.
"Ada data yang menunjukkan bahwa putusnya hubungan atau kehilangan pasangan karena kematian atau perpisahan diketahui merupakan pemicu gangguan tidur," terangnya, dikutip dari Insider.
Tidur adalah kondisi yang rentan dari sudut pandang evolusi.
Sementara itu, sebagai makhluk sosial, manusia juga cenderung merasa lebih aman saat memiliki hubungan dengan orang lain.
“Kita mendapatkan rasa aman secara psikologis dari hubungan sosial kita, dan hal ini terutama berlaku pada pasangan tidur," terang Troxel.
Hal ini yang meningkatkan perasaan rentan kita saat kehilangan kawan tidur, baik akibat patah hati atau kematian pasangan.
Baca juga: 4 Jenis Attachment Style dan Pengaruhnya dalam Berpasangan
Dari segi biologis, oksitosin yang kita dapatkan dari perasaan terhubung dengan pasangan juga berdampak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.