Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regenerasi Perajin dari Generasi Muda Jadi Solusi Pelestarian Batik

Kompas.com - 03/10/2023, 19:41 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Hal inilah yang jarang ditemui pada generasi muda. Di sisi lain, para perajin batik di daerah juga masih kurang mendapatkan apresiasi, baik dari segi pendapatan maupun penghargaan untuk karya yang mereka ciptakan.

"Sudah proses produksinya menyita waktu, pendapatan mereka juga bisa dibilang tidak setimpal dengan waktu yang mereka habiskan. Jadi kalau tidak ada passion di bidang seni batik, wajar saja mereka memilih pekerjaan yang lain," ungkapnya.

Baca juga: Sejarah Hari Batik Nasional di Indonesia 

Upaya regenerasi perajin batik muda

Batik sendiri termasuk seni tradisional yang unik dan berharga, khususnya di Indonesia. Berbagai upaya pelestarian diperlukan untuk memastikan batik terus hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Poppy Hayono Isman, pembina humas dan promosi Yayasan Batik Indonesia (YPI) mengatakan, regenerasi pembatik muda diperlukan sebagai salah satu solusi untuk melestarikannya.

"Kalau tidak ada generasi muda yang meneruskan, siapa yang mewarisi batik di Indonesia?"

"Bahkan kalau regenerasi itu terus merosot, bisa jadi UNESCO mencabut batik sebagai warisan budaya takbenda karena sudah tidak ada generasi muda yang menjadi pembatik dan pengrajin,"

Demikian kata Poppy saat ditemui Kompas.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Beberapa langkah sempat menjadi acuan YPI agar generasi muda bisa mengambil peran langsung dalam pelestarian batik.

Mulai dari pendidikan melalui kurikulum, pelatihan batik, promosi dan pemasaran dengan cara yang lebih kekinian, menggelar pameran batik untuk eksplorasi, konservasi hingga mendorong inovasi bagi para pegiat batik.

"Kalau ada wadahnya pasti generasi muda akan tertarik menggeluti bidang ini."

"Jadi generasi muda harus paham dulu melalui pengetahuan, lalu yang paling penting harus paham kalau prospek bisnisnya tinggi," jelas Poppy.

Poppy menambahkan, YPI juga terus mendorong para pegiat batik agar memiliki standar kelayakan terkait dengan pendapatan seorang pembatik.

"Harus dipahami kalau mereka bisa meningkatkan pendapatan. Karena batik prospeknya bagus. Ibaratnya kain batik saja bisa terjual Rp 20 juta per buah karena ada nilai seninya,"

"Generasi muda harus melihat prospek yang realistis agar pembatik muda tertarik menggelutinya," ucap Poppy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com