Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Kain Gambo, Wastra Asli dari Musi Banyuasin, Sumsel

Kompas.com - Diperbarui 10/10/2023, 06:50 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kain gambo, wastra asli Musi Banyuasin dari Sumatera Selatan menjadi salah satu karya UMKM berbasis alam yang ditampilkan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) di Inacraft on October 2023, JCC, Jakarta.

Hal ini erat kaitannya dengan visi Ekonomi Lestari yang dideklarasikan oleh 9 Kabupaten anggota LTKL untuk mendorong pertumbuhan UMKM hijau khususnya yang berbasis alam sebagai produk unggulan.

Kain gambo sendiri merupakan jenis kain yang dibuat dengan teknik ikat celup. Keunikan dari kain gambo tak lepas dari proses pewarnaan berbasis alami yang menggunakan tanaman gambir yang ramah lingkungan.

"Nama gambo diambil dari pewarnaan yang berasal tanaman gambir yang melimpah di Musi Banyuasin,"

"Masyarakat sekitar memanfaatkan tanaman gambir untuk diolah menjadi pewarnaan alami pada produk kain khasnya,"

Demikian kata Vitri Sekarsari, Grant & Resource Mobilization Manager Sekretariat LTKL saat ditemui Kompas.com di acara "Kelas Berkain" dalam gelaran Inacraft on October, JCC, Jakarta, baru-baru ini.

Tanaman gambir merupakan jenis tanaman perdu merambat yang tumbuh di sekitar pohon karet. 

Vitri mengatakan, tanaman gambir dulunya menjadi komoditi utama di kawasan Musi Banyuasin, tapi seiring waktu hasil pengolahan pohon karet terus mengalami penurunan.

Sampai pada akhirnya masyarakat pun memanfaatkan limbah dari getah tanaman gambir untuk dijadikan bahan baku pewarna alami kain gambo.

Beberapa waktu belakangan, pamor kain gambo juga terus meningkat setelah beberapa tokoh kenamaan di Indonesia memakainya seperti Iriana Jokowi, wakil presiden RI, Ma'ruf Amin hingga sempat tampil di Jakarta Fashion Week 2020 dan Indonesia Fashion Week 2021. 

Baca juga: Bikin Batik Ikat Celup, Bisa Dilakukan Sendiri di Rumah 

Keunikan kain gambo

 

Reni Kusuma Wardhani menceritakan kain gambo ke awak media di Inacraft on October, JCC,  Jakarta.Dok. LTKL Reni Kusuma Wardhani menceritakan kain gambo ke awak media di Inacraft on October, JCC, Jakarta.

Kain gambo dibuat melalui proses pencelupan dengan pewarnaan alam yang tidak merusak kain.

Pewarnaan alami dari getah gambir ini menyerap dengan baik dan terikat di dalam kain meski tanpa campuran bahan kimia lainnya.

Warna yang dihasilkan dari getah gambir ini mampu memberikan rona yang kontras seperti coklat, hitam, kuning, kehijauan yang sangat menawan dan alami.

"Inilah yang menjadikan kain gambo berbeda dari jenis jumputan yang lain."

"Proses pewarnaan dari gambir juga membuatnya kuat dan tidak mudah luntur," ucap Reni Kusuma Wardhani, Penulis Buku "Step by Step 37 Gaya Mari Berkain" di kesempatan yang sama.

Di samping itu, kain gambo juga memiliki pakem motif dengan tujuh titik asli jumputan, yaitu diikat dan melalui proses pencelupan dalam pewarnaannya.

Seiring waktu, motif ini pun dikembangkan hingga kini memiliki motif yang beragam, ada yang bentuknya titik, bulat hingga berbentuk kotak.

"Kain gambo dari Musi Banyuasin juga menjadi salah satu eco-fashion terbaik asli Indonesia sekaligus menjadi jawaban atas masalah limbah dari pewarna kimia industri tekstil," tandas Reni.

Baca juga: Ciri-ciri dan Motif Hias Batik Jumputan 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com