"Anda tidak perlu menjadi atlet triatlon atau binaragawan, yang Anda butuhkan hanyalah kekuatan dan pengondisian menyeluruh yang baik,” katanya.
Baca juga: Arloji Rp 1 M Milik Pebalap Lando Norris Dirampok di Final Euro
Adapun Patrick Harding, pelatih fisik Alex Albon, pebalap Williams Racing, mengatakan biasanya menghabiskan dua bulan offseason untuk mempersiapkan fisik di satu musim.
Valtteri Bottas, pebalap Alfa Romeo, mengungkapkan, dirinya sempat mengalami eating disorder di awal karier karena berusaha keras menjaga bobot tubuhnya.
Para pebalap F1 biasanya fokus pada latihan fisik untuk memulihkan kondisinya selama musim balap.
Perlombaan umumnya berlangsung di akhir pekan sehingga banyak yang mengisi weekday dengan olahraga.
Seperti Ricciardo yang menyebut dirinya beristirahat di hari Senin, bersepeda ringan pada hari Selasa, sedikit latihan kekuatan otot inti dan leher di hari Rabu dan kembali ke trek pada Kamis.
Baca juga: Arloji Richard Mille Milik Pembalap F1 Charles Leclerc Raib Dirampok
Sedangkan Lewis Hamilton biasanya mengisi agendanya dengan cryotherapy, biliran, dan menjalani fisioterapi, akupuntur atau sauna.
Dibandingkan area lainnya, kekuatan otot leher pebalap F1 merupakan salah satu fokus utama karena G-force yang dialami tubuh saat berbelok, mengerem, dan berakselerasi.
G-force di lintasan balap bisa mencapai enam kali gaya gravitasi sehingga tekanannya sangat masif pada tubuh manusia.
“Tekanan di dalam mobil sangat besar sehingga tubuh hanya terbiasa dengan tenaga saat berkendara," terang pebalap Haas, Kevin Magnussen.
Persiapan yang tidak memadai akan berakibat fatal pada kondisi tubuh pebalap.
“Setelah dua balapan pertama, saya hampir tidak mampu mengangkat kepala," kata Kevin, mengenang saat persiapannya kurang optimal.
Baca juga: 10 Pebalap F1 Terkaya 2023, yang Masih Aktif ataupun Sudah Pensiun
G-force juga berdampak signifikan pada pernapasan pebalap F1.
“Katakanlah, kami menghabiskan 70 persen putaran balapan tanpa bernapas, dalam keadaan apnea,” terang pebalap Alpine, Pierre Gasly.
Dalam video yang diproduksi saat dirinya masih membalap di Scuderia AlphaTauri itu, ia membandingkan kemampuan bernapas pebalap di bawah tekanan G-force dengan perenang yang lebih banyak bernapas di bawah air.
"Kami tidak bisa bernapas di dalam mobil karena G-force sangat tinggi saat Anda mengerem, saat melewati tikungan, saat berakselerasi. Anda tidak bisa bernapas karena terlalu banyak gaya di tubuh Anda.”
Untuk kondisi itu, ia rutin melakukan latihan ketahanan dan kardio seperti berlari di atas treadmill agar jantung dan paru-parunya bekerja lebih efisien.
Baca juga: Para Pebalap F1 Ternyata Tak Pakai Jam Tangan Sponsor di Luar Sirkuit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.