Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Seseorang Berbohong, dari Pilihan Kata hingga Gerakan Tubuh

Kompas.com - 09/11/2023, 19:42 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Meskipun begitu, kamu tetap perlu hati-hati mengingat detail yang tidak relevan ini belum tentu palsu.

“Seseorang yang membuat pernyataan yang menipu sering kali berfokus pada detail hal lain yang sebenarnya tidak relevan pada pernyataan una mengalihkan perhatian,” kata Lieberman.

“Dia membumbui percakapan dengan detail yang tidak relevan untuk mengalihkan perhatianmu dari kebenaran. Orang ini tahu bahwa jika pernyataannya terlalu kabur atau terlalu umum, kamu mungkin tidak menganggapnya dapat dipercaya.”

Lieberman juga menambahkan bahwa pembohong cenderung menekankan informasi yang benar namun tidak relevan dalam upaya untuk melindungi dirinya dari mengarang terlalu banyak detail yang mungkin akan mengganggunya di kemudian hari.

Baca juga: 7 Tanda Umum Kekasih Menyembunyikan Kebohongan

4. Perhatikan saat sudut mulut mengarah ke bawah

Memahami cara mengetahui apakah seseorang berbohong bisa melalui kata-kata yang mereka ucapkan hingga reaksi bawah sadar yang mereka miliki. Maka, untuk menemukan pembohong, perhatikan ekspresi mikro mereka.

Salah satunya adalah yang Sarnblad sebut sebagai ekspresi mikro ‘Oh sial!’.

“Ini terlihat pada wajah saat salah satu sudut mulut ditarik secara diagonal ke bawah menuju bahu masing-masing. Jika seseorang menunjukkan ekspresi ‘Oh sial!’ saat kamu bertanya apakah mereka mampu melakukan sesuatu, itu mungkin mengindikasikan adanya masalah atau kebohongan,” katanya.

Ini adalah petunjuk bahwa kamu sedang dibohongi sekaligus peringatan jika kamu ingin mengungkapkan kebenaran di lain waktu, ingatlah bahwa wajahmu dapat mengkhianati perasaanmu.

5. Amati penjelasan yang melebar

Para pembohong biasanya menyelipkan kebohongan mereka ke dalam informasi yang benar. Maka, salah satu cara untuk mengetahui apakah seseorang berbohong adalah dengan mendengarkan detail yang tidak fokus atau melebar dalam ceritanya.

“Bila seseorang berkata jujur, rincian yang tidak diminta harusnya ringkas dan sesuai konteks, artinya detail tersebut musti relevan dengan pokok permasalahan dan tidak melebar,” jelas Lieberman.

“Menyatakan bahwa perampok ‘berbau cologne’ tidak masalah. Namun jika hal itu diperpanjang justru akan meragukan. Misalnya ‘Dia berbau cologne, barang murah yang mungkin dijual seharga $5 per botol. Saya tidak tahu bagaimana orang bisa memakai barang itu.’ Apakah pernyataan ini benar? Mungkin. Relevan? TIDAK.”

6. Perhatikan respons yang lambat

Penelitian menemukan bahwa pembohong sering kali perlu waktu saat menjawab pertanyaan. “Jawaban yang cepat menunjukkan bahwa seseorang tidak memerlukan waktu untuk memikirkan jawabannya.

Meskipun begitu, kadang orang berhenti sejenak sebelum menjawab dan belum tentu ia hendak berohong, karena ia mungkin mempertimbangkan jawabannya,” Kata Sarnblad.

Ada banyak alasan untuk memberikan respons terukur yang tidak mencakup kebohongan. Misalnya, kamu meluangkan waktu ekstra untuk merumuskan kata-kata ketika membicarakan sesuatu yang sangat sensitif atau rumit. Itu tanda kecerdasan emosional, bukan bohong.

Namun jika jeda tersebut merupakan respons terhadap sesuatu yang seharusnya bersifat langsung, bukan sensitif atau berat, waspadalah kemungkinan adanya kebohongan.

Baca juga: 5 Fakta Penting Tes Kebohongan, Hasilnya Masih Bisa Dimanipulasi

7. Dengarkan sorotan percakapan

Pembohong cenderung menyoroti pesan mereka dengan isyarat tertentu dalam bahasa mereka yang disebut Lieberman sebagai sorotan percakapan.

Apa kesamaan dari kata-kata dan frasa seperti ‘percaya atau tidak', 'sebenarnya', 'pada dasarnya', 'ternyata', 'sejujurnya' dan 'pada dasarnya’?

Frasa ini sering kali berfungsi sebagai penanda linguistik yang mungkin menunjukkan keinginan pembicara untuk memperjelas, menekankan, atau memperkuat apa yang ia katakan.

Mereka dapat dilihat sebagai padanan verbal dari menggarisbawahi atau menyorot teks, memberi isyarat kepada pendengar bahwa hal berikut yang akan mereka sampaikan sangat penting atau mungkin bertentangan dengan asumsi umum.

Frasa seperti ini digunakan untuk menarik perhatian dan memperbesar pentingnya pesan, dan dengan memperhatikannya, kamu dapat mengetahui apakah seseorang berbohong dalam situasi tertentu.

Lieberman menjelaskan bahwa berdasarkan konteks interaksinya, frasa-frasa ini bisa menunjukkan konteks yang berbeda. Jika digunakan oleh seseorang yang mencoba mempengaruhi orang lain —tersangka bersalah yang sedang diinterogasi— penggunaannya mungkin mengindikasikan penipuan.

Namun, jika digunakan secara non-sarkastis dalam percakapan biasa, kata-kata tersebut berarti bahwa orang tersebut terbuka dan tertarik dengan percakapan tersebut serta mencoba untuk terlibat dan mungkin membuat terkesan.

Jadi dalam kehidupan sehari-hari, mungkin akan lebih sulit mengenali pembohong yang menggunakan teknik ini. Namun dalam percakapan yang lebih serius seperti jika kamu mencurigai pasanganmu selingkuh, frasa ini mempunyai arti baru yang patut diwaspadai.

Perempuan dan laki-laki banyak berbohong, dan dalam konteks yang tepat, sorotan percakapan dapat menunjukkan potensi kebohongan.

8. Periksa tingkat kenyamanannya

Gelisah, berkeringat, mata memandang sekeliling dengan takut adalah stereotip seseorang yang bersalah dalam sebuah acara kriminal, namun dalam banyak kasus, orang yang berbohong juga mengalami hal serupa.

“Indikasi potensial berbohong dapat berupa perasaan gugup dan tidak nyaman,” kata Sarnblad. “Dengan deteksi kebohongan, kami mencari munculnya rasa gugup pada seseorang yang berbohong, lewat bahasa tubuh yang menunjukkan ketidaknyamanan mereka.”

Namun hal tersebut juga harus melihat situasi dan kondisi lingkungan. Misalnya, masuk akal jika seseorang merasa gugup di ruang interogasi polisi, meskipun mereka mengatakan yang sebenarnya. Namun mungkin tidak masuk akal jika seorang teman merasa gugup saat mengobrol denganmu saat makan siang.

Di sisi lain, pembohong berpengalaman -- yang merupakan salah satu tanda psikopat -- mungkin bisa memperbaiki kegugupannya, jadi kondisi ini mungkin hanya muncul pada seseorang yang jarang berbohong.

Baca juga: 8 Ciri-ciri Orang Berbohong Menurut Pakar Kejujuran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com