Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Pujian Ini agar Anak Lebih Percaya Diri dan Sukses

Kompas.com - 24/11/2023, 07:06 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Para orangtua harus berhati-hati dalam memberikan pujian jika ingin anaknya tumbuh jadi orang yang sukses dan percaya diri.

Pakar parenting Harvard, Jennifer Breheny Wallace mengatakan, kita sebaiknya tak hanya sekadar menyoroti pencapaian mereka, seperti nilai bagus di rapor atau sikapnya yang santun.

Namun, fokuslah pada karakter spesifik yang membantu kesuksesan anak di masa depan.

Baca juga: Memuji Anak Pintar, Bolehkah?

“Menyadari kekuatan orang lain, dan mengakuinya, membuat orang-orang di sekitar kita merasa bahwa mereka penting,” kata peneliti toxic parenting ini.

Hal tersebut disimpulkannya berdasarkan wawancara psikolog anak dan survei pada 6.500 orangtua di AS.

Kecenderungan fokus pada kejujuran, kreativitas, dan atribut positif lainnya pada anak-anak sering kali membantu mereka tumbuh dengan cara yang sehat secara emosional.

Seorang anak akan menjadi pribadi yang kuat dan dewasa karena lebih sedikit pujian tapi lebih banyak pengakuan.

“Kita [perlu] melihat apa yang pada dasarnya berharga di dalamnya,” kata Wallace.

Baca juga: Jangan Hanya Memuji Anak Cantik atau Pintar

“Hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pencapaian eksternal," jelas penulis “Never Enough: When Achievement Pressure Menjadi Toxic — and What We Can Do About It” ini.

Pujian bisa memberikan tekanan pada anak

Sejumlah psikolog berpendapat, memuji anak atas pencapaian tertentu sebenarnya lebih banyak merugikan, bukannya menguntungkan.

Misalnya, fokus pada nilai bagus atau memenangkan kompetisi meningkatkan tekanan dan stres yang dirasakan anak untuk membangun prestasi tersebut.

Baca juga: Memuji Anak Tanpa Membuatnya Gila Pujian

“Itu akan menjadi landasan baru,” kata Wallace.

“Dan hal ini tidak berkelanjutan bagi anak-anak ini. Pujian menjadi terasa seperti tekanan yang lebih besar, seperti: ‘Sekarang, kami mengharapkan hal ini dari Anda.’

Penelitian menunjukkan, anak-anak yang melihat nilai bagus sebagai hasil usaha dan kekuatan karakter, bukan sekedar kemampuan saja, cenderung lebih sukses di masa depan.

"Demikian pula, anak-anak mendapat manfaat besar dari pemahaman bahwa orangtua mereka menghargai mereka apa adanya, bukan hanya karena prestasi mereka, " terang Wallace.

Baca juga: Waspadai, Efek Candu Pujian dari Orangtua bagi Perkembangan Anak

Apa Syarat Sarapan Bergizi untuk Anak? Begini Penjelasan Dokter Apa Syarat Sarapan Bergizi untuk Anak? Begini Penjelasan Dokter

Secara keseluruhan, anak-anak  dapat membangun kepercayaan diri untuk mengambil proyek yang menantang tanpa takut gagal, dan kemampuan untuk bangkit kembali ketika mereka gagal.

“Daripada memuji anak-anak kita, [biarkan] mereka tahu bahwa kita memandang mereka apa adanya, pada dasarnya adalah [dan] mengenal mereka secara mendalam untuk mengetahui kekuatan mereka.”

Baca juga: Jangan Berlebihan Memuji Anak Cantik atau Ganteng

Hal yang sebaiknya dikatakan kepada anak

Bukan berarti orangtua dilarang memuji anak.

Sebaliknya, ucapkan pujian yang bermanfaat khususnya dengan mengenali kekuatan karakter anak.

"Kita pikir tugas kita adalah memperbaiki kelemahan anak-anak” kata Wallace.

“Tetapi sebenarnya,.itu harus menjadi ‘pengamat kekuatan’ dan benar-benar melihat kekuatan anak-anak kita sehingga kita dapat memperkuat sisi baik dalam diri mereka dan tidak terlalu terpaku pada hal-hal negatif.”

Baca juga: Tips Beri Pujian Tanpa Bikin Anak Besar Kepala

Ia menyarankan meminta masukan dari guru anak, yang umumnya terampil dalam mengenali dan mengungkapkan kelebihan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com