Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Menurunkan Berat Badan dengan Diet Tinggi Karbohidrat?

Kompas.com - 25/11/2023, 09:34 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Namun sebuah penelitian pada tahun 2018 terhadap orang-orang yang dianggap kelebihan berat badan menunjukkan bahwa pola makan nabati yang tinggi karbohidrat dan rendah lemak memiliki efek menguntungkan pada berat badan dan komposisi tubuh.

“Tinjauan sistematis dan meta-analisis pada tahun 2018 yang melihat semua informasi yang tersedia, mengatakan bahwa tidak dapat disimpulkan bahwa diet tinggi karbohidrat meningkatkan kemungkinan obesitas,” tambah Taylor.

Alasannya karena tidak semua karbohidrat sama. Dengan kata lain, ini bukan soal persentase karbohidrat yang kita makan, tapi soal jenis makanan apa yang kita pilih.

· Orang A mungkin mengasup banyak karbohidrat dari minuman bersoda saat mengonsumsi sereal untuk sarapan, mengonsumsi granola batangan atau yogurt manis sebagai camilan, dan mengonsumsi nasi putih untuk makan malam.

Jenis makanan tinggi karbohidrat ini mengandung tambahan gula dan kurang serat. Orang A tidak merasa kenyang dan tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.

· Orang B berfokus pada pola makan nabati yang mengandung banyak karbohidrat seperti biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran. Jenis makanan ini kaya serat.

“Karena makanan berserat tinggi ini lebih mengenyangkan, orang B mungkin akan kehilangan berat badannya seiring berjalannya waktu,” kata Taylor.

“Jadi, meski di atas kertas, orang-orang ini sama-sama menjalani diet tinggi karbohidrat, penerapannya sangat berbeda dan mendapatkan hasil yang berbeda. Itulah inti permasalahan karbohidrat.”

Baca juga: 10 Daftar Makanan Tinggi Karbohidrat yang Tidak Bikin Gendut

Manfaat diet tinggi karbohidrat

Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat yang diproses secara minimal memang memiliki beberapa manfaat, tapi perlu diingat bahwa yang paling penting adalah jenis karbohidrat yang kita pilih.

Manfaatnya mungkin termasuk:

· Mengurangi risiko penyakit jantung.

· Mengurangi risiko beberapa jenis kanker.

· Meningkatkan sensitivitas insulin.

· Mengurangi peradangan.

Taylor juga mengatakan bahwa karbohidrat kaya serat juga dapat mendukung sistem pencernaan yang sehat.

Baca juga: Jumlah Asupan Lemak dan Karbohidrat Ideal Sesuai Pedoman Terbaru WHO

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com