Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengonsumsi Protein Nabati Cegah Penyakit Jantung hingga Diabetes

Kompas.com - 04/12/2023, 13:08 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Health

• Daging merah dengan kacang-kacangan dan biji-bijian

• Daging olahan dengan kacang-kacangan dan polong-polongan

• Produk susu dengan kacang-kacangan

• Telur dengan kacang-kacangan dan polong-polongan

"Bukti ini menyoroti manfaat potensial dari peralihan dari pola makan hewani ke pola makan nabati," kata Sabrina Schlesinger, MSc, salah satu penulis studi dan peneliti di Pusat Penelitian Diabetes Jerman di Düsseldorf.

Baca juga: 8 Sayuran Tinggi Protein, Baik Dikonsumsi Setiap Hari

Ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa pertukaran makanan ini dapat bermanfaat.

Data yang dipublikasikan awal tahun ini di Nutrients menunjukkan, penggantian sebagian daging dengan kacang kenari menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam asupan rata-rata serat, magnesium, dan asam lemak omega-3.

Peserta yang melakukan penggantian sebagian makanan ini juga mengalami penurunan kolesterol dan peningkatan kualitas diet secara keseluruhan.

Tetapi, perlu dicatat bahwa meskipun data ini menyarankan kita mengganti protein nabati, tidak menutup kemungkinan untuk memasukkan protein hewani ke dalam pola makan yang mendorong keseimbangan dan kesehatan.

Beberapa pilihan protein hewani tertentu menawarkan fitur unik yang mendukung aspek lain dari kesehatan kita.

Sebagai contoh, telur adalah salah satu sumber kolin terbaik, nutrisi yang penting untuk daya ingat, dan daging sapi tanpa lemak adalah sumber zat besi heme yang penting.

Meski begitu, mengonsumsi lebih banyak porsi daging, unggas, dan telur daripada yang disarankan juga dapat menimbulkan beberapa konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan.

Jadi, melakukan perubahan pola makan yang sederhana, seperti pilihan nabati alih-alih protein hewani, merupakan langkah ke arah yang benar.

"Mengonsumsi lebih banyak protein nabati membantu meningkatkan kesehatan jantung, keteraturan buang air besar, dan kontrol gula darah," kata Bethany Keith, MS, RDN, LD, CNSC, ahli diet terdaftar di Renal Care 360°.

"[Protein nabati] juga mendorong berkurangnya tingkat peradangan, yang dapat membantu mencegah dan mengelola penyakit ginjal kronis," jelas dia.

Sementara itu Megan Byrd, RD, seorang ahli diet terdaftar mengungkapkan, secara umum memasukkan lebih banyak tanaman juga cenderung secara alami menurunkan asupan produk makanan hewani.

Menurut Kelly, banyak orang mengonsumsi makanan ultra-proses yang berkualitas rendah, dan terkadang berasumsi bahwa produk tersebut lebih sehat hanya karena produk tersebut vegan atau nabati.

"Banyak makanan olahan dalam kemasan yang dapat menawarkan nilai gizi yang tinggi, sementara yang lain mungkin lebih cocok untuk dinikmati sesekali," terangnya.

"Hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat membandingkan makanan hewani dan nabati termasuk jumlah lemak total dan lemak jenuh, kandungan protein total dan kualitas protein, gula tambahan, serta kandungan vitamin dan mineral," kata dia.

Baca juga: Protein Nabati Atau Hewani, Mana yang Lebih Efektif Buat Diet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com