Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2023, 17:28 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Yahoo

Meskipun semua ini mungkin terdengar tidak berhubungan dengan depresi, toleransi rasa sakit yang lebih rendah bisa menjadi pertanda.

"Ketika kita mengalami depresi, terkadang terjadi pergeseran yang oleh para ahli kesehatan mental disebut sebagai perubahan indera yang vital," terang seorang pekerja sosial klinis berlisensi di Delphi Behavioral Health di Ft Lauderdale, Florida, AS, Scott Dehorty, LCSW-C.

"Itu berarti kita benar-benar merasakan sensasi dalam tubuh dengan cara yang berbeda dari sebelumnya."

"Rasa sakit adalah contoh terbesar karena otak kita tidak melepaskan zat kimia seperti serotonin dan dopamin, yang memblokir sinyal rasa sakit. Jadi, kita bisa merasakan semuanya," jelas dia.

4. Merasakan kelelahan yang ekstrem

Perubahan indera vital juga dapat menyebabkan kelelahan yang ekstrem.

Kita akan merasa seperti terseret-seret, dan hal ini akan menyebabkan kelemahan secara keseluruhan.

"Namun, terlalu banyak bersantai di tempat tidur dan tidur dalam waktu yang lama juga dapat memperburuk keadaan," terang profesor psikiatri dan direktur Pusat Depresi Universitas Michigan, AS, Srijan Sen, MD, PhD.

Penelitian Dr Sen juga menunjukkan bahwa rutinitas yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko depresi.

"Istirahat yang cukup tidak masalah — dan kami menyukai tidur siang yang nyenyak — tetapi tidur yang tidak menentu dapat berubah menjadi kurang tidur dan masalah suasana hati," katanya.

"Ketika tidur kita tidak dapat diprediksi dalam hal berapa lama atau kapan kita akan bangun, itu tidak hanya dapat berdampak negatif pada suasana hati harian, namun juga dapat menjadi tanda depresi. Hal ini juga dapat memperburuk depresi dari waktu ke waktu," terang dia.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Merasa Depresi?

5. Masalah pada kulit dan rambut

Ketika depresi, motivasi kita akan hilang. Hal ini bahkan melampaui hal-hal yang lebih besar seperti berolahraga, bertemu teman, dan menjadi produktif di tempat kerja.

"Kebersihan dasar juga bisa masuk dalam kategori opsional, terutama jika kita merasa lelah atau secara umum acuh tak acuh," ungkap Scott.

Kebersihan menunjukkan bahwa kita peduli pada diri sendiri dan tubuh, jadi ketika hal tersebut tidak lagi dilakukan, bisa jadi ada masalah emosional yang muncul.

Bagaimana cara mengetahui ada sesuatu yang tidak beres? Periksalah gejala-gejala seperti kulit berminyak, ketombe, dan rambut yang menipis. Lalu muncul jerawat, bau badan, dan bahkan kemungkinan infeksi jamur.

Gejala-gejala fisik ini dapat menjadi perhatian, tetapi tidak secara otomatis berarti kita mengalami depresi.

Scott menyarankan kita untuk berkonsultasi dengan seorang dokter atau ahli kesehatan mental agar kita menyadari bahwa ada masalah yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com