Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membantu Anak Menghadapi Citra Tubuh Negatif karena Medsos

Kompas.com - 12/02/2024, 11:02 WIB
Wisnubrata

Editor

Komentar negatif tentu akan menyakitkan. Namun pujian pun akan membuat mereka berusaha mempertahankan tampilan tersebut mungkin dengan cara yang tidak sehat, dan membuat anak lain memiliki keinginan yang sama untuk dipuji.

Bayangkan seandainya seorang anak atau remaja memiliki tubuh yang tidak seperti anak lain yang mendapat pujian. Mereka bisa merasa minder kan?

Selain itu, remaja yang diolok-olok tentang berat badannya cenderung mengalami obesitas saat dewasa, kesulitan menjaga citra tubuh, dan mengembangkan perilaku makan yang tidak sehat.

Baca juga: Tips Membantu Remaja Menangani Masalah Body Image Negatif

Bagaimana membantu anak dengan citra tubuhnya

Anak-anak bisa mendapatkan pesan yang salah tentang tubuh mereka dari berbagai sumber, namun ada cara untuk mengatasi tekanan ini.

Berikut beberapa tips untuk membantu anak mengembangkan citra tubuh yang positif:

Perhatikan cara mereka berinteraksi dengan media sosial

Dampak media sosial terhadap citra tubuh adalah bidang penelitian yang sedang berkembang. Sebuah studi pada tahun 2018 yang dilakukan Dr. Heinberg mengungkap bahwa wanita usia kuliah di empat negara Barat merasakan tekanan untuk menjadi langsing berdasarkan apa yang mereka lihat di media, termasuk media tradisional dan media sosial.

Sebuah penelitian terbaru pada tahun 2022 juga mengutarakan temuan serupa: Unggahan-unggahan di media sosial dapat menyebabkan remaja perempuan khususnya merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri.

Padahal, apa yang mereka lihat belum tentu kondisi sebenarnya. Bisa jadi foto-foto itu dihasilkan lewat filter.

“Saat seseorang mem-posting foto selfie, ia mungkin mengambil 15, 30, atau bahkan 40 foto, lalu memilih foto terbagus untuk diposting. Mereka mungkin juga menggunakan sejumlah filter untuk mengubah gambar," kata Dr. Heinberg. 

Lalu saat teman-teman atau orang lain melihatnya, mereka akan berpikir, ‘Dia sangat cantik,’ atau ‘Badannya sangat bagus – mengapa saya tidak terlihat seperti itu?’” lanjutnya. “Hal ini menghasilkan harapan yang tidak realistis.”

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan membatasi penggunaan media sosial pada anak dan remaja – yang akan memberikan manfaat kesehatan lainnya juga. 

Namun kenyataannya, media sosial sering kali menjadi bagian dari kehidupan remaja, jadi penting juga untuk menghadapi masalah ini secara langsung dan berbicara dengan mereka tentang apa yang mereka lihat dan bagaimana mereka seharusnya menafsirkannya.

Kurangi penekanan pada penampilan

Kadang-kadang, komentar kecil sekalipun dapat berdampak terhadap perasaan seorang anak terhadap dirinya sendiri. Karenanya orangtua disarankan mengurangi kritik atau pujian soal penampilan dan fisik.

Tentu saja, bukan berarti kita tidak boleh memuji penampilan anak atau orang lain. Namun pastikan itu bukan satu-satunya hal positif yang kita banggakan, sehingga mereka memahami bahwa penampilan hanyalah salah satu bagian dari diri mereka.

Misalnya, cobalah untuk tidak terlalu mementingkan penampilan di rumah dan lebih mengutamakan kesehatan dan kekuatan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com