Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2024, 15:23 WIB
Wisnubrata

Editor

“Kita harus memberikan waktu,” lanjut Dr. Albers. “Mengubahnya mungkin memerlukan waktu karena ini adalah perilaku yang sudah mendarah daging sehingga sering kali kita tidak menyadarinya.”

Mengidentifikasi dan memvalidasi perasaan

Jika kamu mengidap Good Girl Syndrome, salah satu hal penting yang perlu kamu lakukan dalam terapi adalah mengidentifikasi - dan memvalidasi - perasaanmu.

“Orang-orang yang mengidap Good Girl Syndrome sering kali terlihat bahagia setiap saat, padahal jauh di lubuk hati, mereka mungkin merasa marah, benci, dan dendam, semua perasaan negatif yang tidak boleh dimiliki perempuan baik,” Dr. Albers menjelaskan. 

“Tapi perasaan itu ada. Dan itu sangat nyata. Mengakui perasaan itu dan menerima bahwa hal itu normal adalah sesuatu yang penting.”

Belajar menetapkan batasan

Dari sana, seorang konselor bisa membantu bertindak berdasarkan perasaan tersebut dan berlatih menetapkan batasan. Misalnya, mereka mungkin membantumu belajar mengatakan "tidak" kepada orang lain tanpa merasa kamu melakukan kesalahan. 

"Memang diperlukan kekuatan dan keberanian untuk tidak mundur, ketika orang lain menganggapmu melenceng dari norma karena keberanian ini,” ujar Dr. Albers. Tetapi memiliki terapis untuk membantumu melewati masa transisi dapat membuat segalanya lebih mudah.

Jangan menurunkannya pada anak

Jika kamu adalah orangtua, ingatlah untuk tidak membesarkan anak dengan cara yang dahulu membuatmu mengalami sindrom ini. 

Kamu bisa mengingat apa saja yang membuatmu selalu ketakutan, atau berusaha menuruti permintaan orang lain. Hindari melakukan hal yang sama pada anak.

Hindari penggunaan kata 'baik' dan 'buruk'

Albers menyarankan untuk menghindari istilah-istilah seperti “gadis baik”, “anak baik”, dan “anak hebat”.

“Berhati-hatilah dengan bahasa saat berinteraksi dengan anak-anak,” anjurnya. “Sebaliknya, komentari perilaku tertentu, dengan mengatakan hal-hal seperti, 'Kamu sudah berusaha keras.'”

Dinamika ini tidak hanya berlaku pada perempuan. Melabeli anak mana pun, apa pun jenis kelaminnya, bahwa mereka “baik” ketika mereka patuh, pendiam, dan selalu memenuhi kebutuhan orang lain dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang.

Dengarkan suara hatimu

Hal lain yang Dr. Albers sarankan agar dilakukan orangtua adalah mengajari anak-anak untuk mendengarkan isi hati mereka.

“Jika kamu tidak mendengarkan suara hatimu, hal ini akan membuatmu rentan untuk dimanfaatkan, atau ditempatkan pada posisi yang tidak nyaman,” Dr. Albers memperingatkan.

“Pada anak-anak, ketika kita mengajari mereka menjadi 'gadis baik' atau 'anak baik', mereka bisa menjadi rentan terhadap predator,” lanjutnya. 

Para predator mencari anak-anak yang mereka yakini tidak akan bersuara dan patuh. Anak-anak yang takut dinilai “buruk” oleh orang tuanya cenderung menyimpan rahasia.

Mengajari anak-anak untuk bersikap tegas akan memberi mereka kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk memercayai naluri mereka, dan meminta bantuan ketika mereka membutuhkannya.

Selamat tinggal, gadis baik!

Good Girl Syndrome terjadi ketika para perempuan menerima begitu saja pesan-pesan budaya tentang bagaimana mereka “seharusnya” berperilaku baik menurut pandangan orang lain. 

Secara ekstrem, perilaku tersebut dapat membahayakan tubuh, kesehatan mental, dan hubungan pribadi dengan orang lain.

“Adalah fakta bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang,” ujar Dr. Albers, “dan itu sangat sulit bagi penderita good girl syndrome. Mereka merasa kalau ada yang tidak suka, nilai dirinya akan menurun."

"Namun tidak ada yang bisa menyenangkan semua orang. Dan begitu kamu benar-benar memahami hal itu, kamu dapat membuat beberapa langkah maju yang besar.”

Meskipun ini bukan kondisi medis yang dapat didiagnosis, Good Girl Syndrome juga bisa berbahaya – dan sering kali memerlukan bantuan terapis atau konselor untuk mengatasinya. 

Menghentikan perilaku "gadis baik” yang sudah tertanam sejak lama tidaklah mudah. Namun bila kamu bisa melepaskan dari penjara ini, hidupmu tentu akan lebih bahagia.

Baca juga: 8 Kebiasaan Sederhana yang Bikin Kita Lebih Bahagia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Look Good
Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Look Good
Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Feel Good
Bruntusan Merah pada Lengan, Jerawat atau Bukan?

Bruntusan Merah pada Lengan, Jerawat atau Bukan?

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com