Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2024, 12:32 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Bayangkan ketika kamu merasa bahagia dan puas, berpikir hidup berjalan baik, lalu kamu membuka media sosial dan mulai melihat-lihat. Di sana ada postingan teman yang karirnya cemerlang, kenalan lain memiliki mobil baru yang keren, serta lainnya memamerkan rumahnya yang asri. Ada juga yang pamer liburannya yang menakjubkan.

Dan tiba-tiba kamu merasa kecil, tidak seberapa hebat, gusar, dan belum mencapai apapun dalam hidup. Pernahkah hal ini kamu alami?

Jika media sosial telah menjadi roller coaster emosional yang penuh dengan perbandingan, perfeksionisme, dan opini yang membuatmu kesal dan sebal, mungkin ini saatnya untuk istirahat. Tapi bagaimana kita bisa keluar dari kebiasaan ini?

Baca juga: Pentingnya Detoks Media Sosial

9 tanda bahwa kamu perlu istirahat dari media sosial

Jika kamu sering berpikir, Wah, kemana perginya waktu? kamu mungkin terlalu banyak menghabiskan waktu online. “Ini bukan tentang jumlah waktu yang kamu habiskan di media sosial, melainkan dampak negatifnya,” kata Psikolog Adam Borland, PsyD, dikutip Best Life.

Berikut beberapa tanda bahwa mungkin ini saatnya untuk puasa dari media sosial:

1. Kamu secara otomatis selalu memeriksa media sosial.

“Tindakanmu seolah autopilot, di mana jari-jari punya pikirannya sendiri,” Dr. Borland mengilustrasikan. Jika kamu cenderung mengakses media sosial tanpa menyadarinya, kemungkinan besar kamu sudah ketagihan.

2. Kamu selalu online.

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang-orang rata-rata berinteraksi dengan smartphone mereka sebanyak 2.617 kali sehari! Jika kamu termasuk yang memiliki kebiasaan ini bahkan lebih, cobalah mempertimbangkan menguranginya.

3. Kamu tidak bisa berhenti membandingkan.

Kita tahu media sosial adalah tempat orang-orang pamer, namun sangat mudah untuk mulai merasa buruk tentang diri sendiri, bahkan ketika tahu bahwa yang dipamerkan orang-orang tidak selalu seindah aslinya. 

“Ketika kamu membandingkan dirimu secara negatif dengan apa yang kamu lihat di internet, kamu bisa mulai merasa bahwa hidupmu sendiri kurang sukses,” catat Dr. Borland.

4. Kamu memiliki FOMO.

Media sosial bisa menimbulkan rasa takut ketinggalan alias FOMO (Fear of missing out), membuatmu merasa semua orang melakukan sesuatu yang keren dan menarik kecuali kamu. “Orang sering mengatakan bahwa mereka ketinggalan banyak hal setelah melihat media sosial,” kata Dr. Borland.

Baca juga: Bagaimana Media Sosial Bisa Berdampak Buruk pada Anak?

5. Kamu merasa tidak aman.

Semua FOMO dapat membuat kita merasa tidak cukup baik dan insecure. “Rasa ini mengingatkan pada pengalaman masa kecil seperti saat kamu tidak diundang ke pesta ulang tahun teman,” lanjutnya. “Hal ini benar-benar dapat menimbulkan perasaan tidak aman yang dalam.”

6. Kamu kesal dengan semua yang kamu lihat di medsos.

Awalnya orang melihat mendia sosial untuk terhubung dengan teman atau sebagai hiburan. Namun banyak juga yang justru menjadi sedih saat melihat medsos. Jika media sosial membuatmu gusar dan sedih, inilah saatnya untuk keluar.

7. Kamu merasa terisolasi dari kehidupan nyata.

Meski namanya media sosial, tapi justru bisa membuat kita merasa lebih sendirian. “Bukannya ngobrol dan minum kopi bersama teman, kamu malah berkomunikasi melalui DM,” kata Dr. Borland. “Ketika kamu tidak memiliki hubungan langsung dengan manusia, kamu bisa mulai merasa terisolasi.”

8. Hidupmu tidak terasa otentik.

Pernahkah kamu merasa tidak dapat menikmati apa yang kamu lakukan tanpa mempostingnya terlebih dahulu? Mungkin kamu terus-menerus memotret makanan sebelum makan atau selalu memposting semua hal yang terjadi atau kamu temui. “Kebiasaan ini membuat kita lupa menikmati hidup,” kata Dr. Borland.

9. Dan akhirnya… media sosial tidak menyenangkan lagi.

Tanda menyeluruh ini mencakup semua tanda lainnya. Apakah media sosial membuat kamu bahagia atau malah menjadikanmu minder? Jika ini yang terjadi, inilah waktunya untuk puasa medsos.

Baca juga: 3 Prinsip Penggunaan Media Sosial agar Bebas Stres dan Lebih Bahagia

Ilustrasi media sosial dan interaksi dunia digital, literasi media.SHUTTERSTOCK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi media sosial dan interaksi dunia digital, literasi media.

Bagaimana cara istirahat dari media sosial

Jika kamu telah memutuskan sudah waktunya untuk detoksifikasi media sosial, lalu bagaimana? Tujuannya, kata Dr. Borland, adalah belajar menggunakan waktu online dengan kesadaran dan niat, bukan karena kebiasaan dan tanpa sadar. 

“Ini seperti latihan mindfulness,” jelasnya, “kita berlatih mengatakan kepada diri sendiri, saya melakukan ini dengan sadar dan niat.”

Kiat-kiat ini akan membantu kita beristirahat dari media sosial, dan mampu mengatur kapan berhenti dan kapan menggunakan media sosial dengan lebih penuh perhatian dan pengendalian diri.

Periksa kebiasaan yang memicu penggunaan medsos

Filsuf kuno Socrates mengatakan cara terbaik untuk mencapai kebijaksanaan sejati adalah dengan “mengenal diri sendiri.” Meskipun dia tidak mengalami teknologi saat ini, nasihat Socrates tetap relevan.

“Cobalah untuk mengenali kapan kamu paling rentan atau rentan dalam menggunakan media sosial,” saran Dr. Borland. “Mungkin kamu menghabiskan seluruh istirahat makan siang dengan melihat TikTok, atau mulai melakukan doomscrolling instagram sebelum tidur.”

Perhatikan juga respons emosionalmu saat menggunakan media sosial. Apakah kamu merasa tegang, marah, kesal? Kapan reaksi tersebut terjadi? Apakah perasaan itu muncul karena jenis konten atau tindakan tertentu?

Mungkin rasa kesal muncul saat kamu memeriksa berapa banyak “like” yang didapat dari postinganmu atau melihat-lihat komentar. Mungkin kamu merasa kurang cantik ketika menonton konten yang berhubungan dengan kecantikan, atau merasa iri ketika kamu melihat sainganmu lebih sukses hidupnya.

Apapun masalahnya, mulailah membuat catatan mental tentang penggunaan media sosial. Untuk memulai, kamu tidak perlu melakukan apa pun; amati saja kebiasaanmu dan catatlah. Kenali diri sendiri, seperti yang dikatakan Socrates.

Baca juga: Media Sosial Pemicu Gangguan Kesehatan Mental, Ini Cara Mengatasinya

Tetapkan batasan sendiri

Tidak ada aturan pasti untuk mengambil waktu istirahat dari media sosial. Kamu dapat menentukan berapa lama waktu "puasa medsos"-mu sendiri. Namun Dr. Borland mengatakan titik awal yang baik adalah mencoba merespons pemicu dan kebiasaan sendiri.

Misalnya jika sebelumnya kamu menghabiskan waktu makan siang dengan nonton TikTok, maka kamu dapat mulai menerapkan batas waktu tertentu, misalnya hanya memeriksa aplikasi selama 15 menit terakhir istirahat makan siang — tepat sebelum kembali bekerja, sehingga kamu tidak keterusan online.

Ada opsi lain juga, tergantung pada kebutuhan, apakah kamu mencoba mengurangi medsos untuk jangka panjang atau mungkin hanya melakukan detoksifikasi sementara untuk membantu menata kebiasaan itu. Kamu bisa mencoba dengan:

  • Menghapus satu atau semua aplikasi medsos dari ponsel 
  • Jauhi media sosial untuk jangka waktu tertentu, seperti seminggu atau sebulan.
  • Kurangi penggunaan media sosial hanya pada jam-jam tertentu setiap hari.

Sampaikan niatmu

Saat ingin puasa medsos, kamu bisa mengumumkannya secara online terlebih dahulu bahwa kamu tidak akan online selama beberapa waktu. Cara ini mungkin akan membantu karena kita bisa konsisten dengan apa yang kita sampaikan dan tidak membuat orang bertanya-tanya.

Dengan menyampaikan kepada orang-orang terdekat, kita juga akan memiliki semacam pengingat bila kita lupa atau secara otomatis kembali tenggelam dalam media sosial.

Namun meskipun kita memiliki teman-teman yang bisa mengingatkan, pada akhirnya, kita harus bersedia mengubah kebiasaan sendiri. Tidak selamanya ada orang lain yang bisa mengingatkan, misalnya sebelum tidur.

Baca juga: 5 Cara Atasi Stres akibat Terpapar Berita Konflik di Media Sosial

Terapkan beberapa fitur pembatas

Jika kamu memilih untuk tidak menghapus aplikasi namun menginginkan ada pembatas untuk mengurangi penggunaan media sosial, kita dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Aktifkan mode “jangan ganggu”.
  • Matikan semua notifikasi aplikasi.
  • Aktifkan pengatur waktu berapa lama kamu bisa berada di media sosial.
  • Unduh aplikasi untuk membatasi penggunaan media sosial.

"Kamu dapat menggunakan teknologi untuk membantu membatasi penggunaan medsos, terutama bila kamu kerap tidak sadar,” kata Dr. Borland.

Perhatikan tubuhmu

Menyadari perasaan dan sensasi tubuh adalah aspek utama dari perhatian. Selama istirahat, cobalah memperhatikan perasaanmu, baik secara emosional maupun fisik. Apakah kamu gelisah, cemas, bersemangat? 

“Luangkan waktu sejenak dan berhenti untuk merasakan segala sesuatunya dengan fokus,” saran Dr. Borland. “Periksa diri sendiri dan carilah apa yang tubuhku katakan padaku? Apa yang sedang terjadi sekarang?”

Saat berhenti itu kamu mungkin tergoda untuk memeriksa TikTok, atau posting foto ke Instagram, atau terlibat dalam diskusi di X. Itu semua normal. Yang penting kamu menyadarinya dan menerima bahwa kamu sedang istirahat dari medsos.

Tentu bisa juga kamu justru merasa lebih rileks, nyaman, dan punya banyak waktu. Bila itu yang kamu rasakan, maka bisa dikatakan detoks medsosmu sudah satu langkah lebih maju.

Baca juga: Apakah Kita Perlu Rehat dari Media Sosial? Kenali Tanda-tandanya

Cobalah latihan pernapasan dalam

Setelah detoks, kamu mungkin merasa harus menyalurkan energi atau perhatian ke hal lain. Lalu apa yang dapat kamu lakukan? Teknik pernapasan dapat membantu menenangkan dan membuat tubuh lebih rileks dan bebas stres.

“Hal hebat tentang pernapasan dalam adalah metode ini memaksa kita untuk fokus pada satu tarikan napas dan satu embusan napas,” kata Dr. Borland. “Ini membantu kita mengatur ulang tubuh menjadi lebih santai.”

Dia juga menyarankan untuk mengubah lingkungan sehingga kamu tidak merasa gelisah tanpa medsos. Keluarlah dan hirup udara segar. Dengarkan lagu favorit. Cium aroma bunga atau belai hewan peliharaanmu. Temukan cara kecil untuk mengalihkan perhatian dan menenangkan diri.

Isi waktu luangmu

Setelah berhasil melakukan puasa medsos, kamu akan merasa memiliki lebih banyak waktu. Apa yang bisa kita lakukan dengannya?

“Penting memiliki aktivitas untuk menggantikan waktu yang biasanya kamu habiskan di media sosial,” saran Dr. Borland.

Untuk itu kamu bisa menjelajahi beberapa hobi! Bacalah buku, cobalah memasak, atau lakukan sesuatu yang kamu sukai semasa kecil yang sudah hampir tidak pernah dilakukan. Buatlah rencana untuk bertemu dengan teman-teman yang sudah lama tidak ditemui (dan tinggalkan ponsel di saku atau tas).

Cari kegiatan lain yang dapat kamu lakukan saat ingin melihat medsos, dan praktikkan menjalani hidup normal tanpa perlu mengubah segala sesuatunya menjadi konten.

Baca juga: Ketika Media Sosial Memicu Rasa Insecure dalam Hubungan...

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com