KOMPAS.com - Hidup di jaman serba cepat ini kadang-kadang dibumbui stres. Kebanyakan dari kita terus-menerus memikirkan tentang pekerjaan, sekolah, uang, dan banyak hal lainnya. Sayangnya sebagian besar di antara kita tidak pernah menjadwalkan relaksasi sebagai salah satu kegiatan untuk mengimbanginya.
“Yang paling sering saya dengar dari orang-orang adalah sulitnya menghentikan pikiran. Mereka terus-menerus gelisah, sehingga tidak bisa bersantai,” kata psikolog Susan Albers, PsyD. “Padahal kita perlu menganggap relaksasi bukan sebagai titik perhentian, namun sebagai jeda yang diperlukan.”
Dia menambahkan bahwa relaksasi telah lama dianggap sebagai sebuah kemewahan – bukan suatu keharusan. “Tidak banyak orang yang berkata, 'Mari kita jadwalkan waktu relaksasi dalam sehari.' Dan kebanyakan dari kita tidak pernah diajari keterampilan bersantai saat masih anak-anak.”
Baca juga: 5 Teknik Relaksasi yang Patut Dicoba untuk Redakan Stres
Sekalipun kita tahu relaksasi itu bermanfaat, namun banyak yang bertanya-tanya harus mulai dari mana. Dr Albers pun membagikan sarannya agar kita bisa menguasai seni relaksasi.
Meskipun relaksasi memiliki arti yang berbeda bagi masing-masing orang, Dr. Albers menyarankan lima cara untuk mengatasi stres pada saat ini.
Dia menyarankan teknik yang disebut nafas squeegee:
Mendengarkan musik yang dilengkapi alat musik tiup, seperti seruling atau saxophone, juga bisa menenangkan. Musik dapat membantu memperbaiki pola pernapasan karena kita harus mengontrol pernapasan saat mengikuti alunan iramanya.
Latihan pernapasan lain yang dapat kita gunakan meliputi:
Melakukan latihan pernapasan akan membuat kita lebih rileks dan lebih siap menangani stres apa pun yang menimpa.
Baca juga: 5 Teknik Pernapasan Mindfulness, Bisa Dilakukan di Mana Saja
Baca juga: Teknik Pernapasan Lima Jari untuk Bikin Tubuh Rileks
“Apa pun yang menenangkan tubuh bisa membantu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti meringkuk dalam selimut hangat atau melakukan beberapa gerakan atau latihan dengan penuh perhatian,” kata Dr. Albers.
Gerakan yang melepaskan ketegangan otot adalah kuncinya. “Salah satu yang saya rekomendasikan disebut ragdoll. Biarkan bahu turun seperti boneka kain. Orang-orang sering kali terkejut melihat betapa besarnya ketegangan yang mereka lepaskan saat melakukan hal tersebut.”
Bahkan ada teknik yang disebut relaksasi otot progresif di mana kita secara perlahan mengenali dan mengendurkan ketegangan di seluruh tubuh.