Satu dari delapan responden mengatakan mereka menunda kunjungan ke dokter umum karena masalah seksual dan reproduksi karena malu dengan penampilan labia mereka, sementara 13 persen mengatakan mereka merasa malu atau tidak mau berhubungan seks karena hal ini.
“Saya semakin sering mendengar mereka cemas dan malu dengan tubuh mereka karena khawatir pasangan mereka membandingkannya dengan apa yang mereka lihat di film porno,” tambah Payne.
“Kita tidak bisa membiarkan generasi muda berpikir bahwa tubuh mereka salah. Kita harus mendorong percakapan yang menormalkan perbedaan ukuran, warna, simetri, dan bentuk vulva dan labia.”
Dr Melissa Kang, yang bekerja dengan kaum muda yang terpinggirkan, khususnya di bidang kesehatan seksual remaja, menyuarakan sentimen yang sama.
“Apa yang perlu kita bicarakan lebih lanjut, terutama dengan perempuan dan anak perempuan muda, adalah bagaimana labia itu beragam dan unik, serta memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan warna,” kata Kang. "Dan tidak ada yang salah dengan hal itu."
Baca juga: Banyak Wanita Tak Puas, Adakah Bentuk Vagina yang Normal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya