Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Prilly Turun Berat Badan 12 Kg, Ini 5 Fakta Clean Eating

Kompas.com, 10 Juli 2024, 08:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Aktris Prilly Latuconsina sempat mengungkapkan bahwa dirinya berhasil turun berat badan hingga 12 kilogram karena menerapkan pola makan clean eating.

Dikutip dari Kompas.com, clean eating membuat perempuan yang dikenal lewat sinetron "Ganteng-ganteng Srigala" itu turun berat badan dari 49 kilogram menjadi 37 kilogram.

Melalui akun TikTok @prillylatuconsina15, Kamis (4/7/2024), Prilly mengatakan dirinya hanya minum secangkir kopi hitam pada pagj hari, kemudian makan sayur dan protein dari telur saat siang hari.

Baca juga: Bantu Turunkan Berat Badan Prilly hingga 12 Kg, Apa Itu Diet Clean Eating?

Prilly juga mengonsumsi buah lontar sebagai camilan, serta menyantap nasi saat makan malam.

"Selamat mencoba. Aku melakukan diet ini SETAHUN ya jadi gak instan dan bertahap," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Lalu, apa yang dimaksud clean eating? Ketahui faktanya.

Fakta clean eating

1. Makan makanan minim proses

Melansir situs Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, clean eating adalah jenis pola makan dengan memilih makanan yang belum melalui banyak proses pengolahan alias minim pengolahan.

Dengan begitu, makanan yang dikonsumsi masih segar dan belum banyak kehilangan nutrisi.

Adapun beberapa sumber makanan alami minim pengolahan seperti buah, sayur, protein nabati, kacang-kacangan, dan minyak nabati.

Baca juga: Contoh Makanan Clean Eating, Apa Saja? 

2. Menghindari makanan olahan

Seperti dijelaskan sebelumnya, pelaku clean eating lebih banyak mengonsumsi makanan minim pengolahan.

Untuk itu, dokter spesialis ilmu gizi klinik Johanes Chandrawinata menjelaskan, beberapa makanan yang dihindari termasuk sosis, kornet, daging asap, tepung, gula, pemanis buatan, serta makanan yang diawetkan.

Makanan yang mengandung zat warna, perasa buatan, lemak jenuh dan lemak trans juga harus dihindari, seperti dikutip dari Tribunnews.

3. Menyehatkan tubuh dengan makanan padat nutrisi

Dilansir dari Mayo Clinic Health System, clean eating menyehatkan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat dan padat nutrisi.

Makanan alami akan memberikan vitamin dan mineral yang berlimpah, protein berkualitas tinggi, dan lemak sehat, yang meningkatkan kesehatan jantung dan otak, membantu manajemen berat badan, membangun sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan meningkatkan tingkat energi.

Baca juga: 10 Cara untuk Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet Ketat

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

4. Bisa tetap mengonsumsi sumber hewani

Makanan sumber protein.Shutterstock/Oleksandra Naumenko Makanan sumber protein.

Daging menawarkan protein, zat besi, dan vitamin B12.

Pola makan clean eating memungkinkan kita tetap mengonsumsi sumber makanan hewani tetapi dalam bentuk utuh, bukan olahan tinggi sodium dan mungkin mengandung pewarna serta pengawet buatan.

Jika memungkinkan, kita juga bisa memilih sumber protein ramah lingkungan demi mendukung clean eating, seperti dilansir dari Eating Well.

Baca juga: 8 Sayuran Tinggi Protein, Baik Dikonsumsi Setiap Hari

Ikan dan kerang-kerangan, misalnya, dapat menjadi sumber protein yang sangat sehat dan banyak ikan yang mengandung lemak omega-3 yang menyehatkan jantung.

Telur juga bisa menjadi pilihan yang tepat dan jangan lewatkan kuning telurnya.

Sebab, kita akan kehilangan protein ekstra dan nutrisi yang tidak ditemukan dalam putih telur.

Kacang-kacangan dan biji-bijian juga merupakan pilihan yang baik untuk sumber protein nabati. Pastikan untuk mencari pilihan yang lebih rendah sodium jika memungkinkan.

5. Belum tentu menyehatkan

Ada banyak pola makan yang bisa diterapkan demi tetap sehat.

Menerapkan clean eating belum tentu cocok bagi semua orang dan malah belum tentu menyehatkan bagi mereka.

Melansir Medical News Today, beberapa orang dapat mengembangkan obsesi untuk menemukan makanan paling bersih sampai-sampai secara mental atau fisik menghukum diri sendiri jika makan sesuatu yang mereka tidak yakini bersih.

Beberapa ahli medis menyebutnya sebagai orthorexia nervosa fiksasi, yang dapat diterjemahkan sebagai "fiksasi pada makanan yang benar".

Menurut sebuah artikel di jurnal Social Science & Medicine, banyak pola makan clean eating yang berada di bawah bendera orthorexia.

Baca juga: Ketahui, 7 Cara Diet Tanpa Olahraga yang Efektif

Meskipun orang dengan orthorexia nervosa mungkin mengonsumsi makanan sehat, namun fiksasi mereka pada makanan tersebut tidak sehat.

Beberapa orang mungkin mulai mengisolasi diri dari orang lain karena begitu fokus pada diet mereka dan takut dikritik oleh mereka yang tidak mengikuti diet tersebut.

Jika seseorang sudah mengadopsi sikap yang tidak sehat terhadap makan, maka penting untuk menemui dokter.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau