Jakarta, KOMPAS.com - Di Amerika, cookies alias kukis digunakan untuk menyebut kue berbentuk tipis, manis dan biasanya berukuran kecil.
Kue manis yang terbuat dari olahan tepung ini bisa dibuat dengan tekstur renyah maupun lembut.
Kata "kukis" berasal dari bahasa Belanda, koekje yang berarti kue kecil.
Di Jerman, cookies disebut keks atau plzchen. Sementara, orang Italia menyebutnya sebagai amaretti atau biscotti, dan berbagai penyebutan lain di negara yang berbeda.
Baca juga: Jangan Takut Gagal Bikin Kue Kering, Ini 9 Tipsnya!
Dilansir dari What’s Cooking America, berdasarkan sejarahnya, kukis pertama kali dibuat sebagai bahan tes untuk menguji suhu pada oven.
Adonan tepung dibentuk dengan ukuran kecil kemudian dimasukkan ke dalam oven.
Ia membuat kukis dengan taburan irisan coklat di atasnya .
Bukannya meleleh, irisan coklat itu justru tetap berbentuk utuh di luar dugaan Wakefiel dan orang-orang menyukai kukis buatannya.
Persebaran
Gula, yang berasal dari dataran Asia Selatan, kemudian menyebar ke wilayah Persia (sekarang Iran) dan Mediterania Timur.
Baca juga: Alergi Telur? Ini 3 Resep Kue Kering Tanpa Telur
Iran menjadi negara pertama yang menggunakan gula dalam membuat kue. Dan, di negara inilah kukis berasal.
Kedatangan muslim ke Spanyol kemudian membawa teknik dan resep kukis dataran Arab ini hingga ke Eropa Utara.
Pada awal masa penjelajahan dunia, kukis atau kue kering menjadi bekal pilihan untuk dibawa serta dalam pelayaran karena awet dan bisa tetap dimakan dalam waktu berbulan-bulan.
Para imigran asal Inggris, Skotlandia, dan Belanda membawa kukis pertama mereka ke Amerika.