KOMPAS.com - Puasa telah terbukti memiliki manfaat yang baik dalam menjaga kesehatan fisik dan juga mental.
Meski ada yang beranggapan bahwa saat puasa tubuh jadi rentan mengalami perubahan suasana hati, namun sejumlah penelitian mengatakan bahwa puasa dapat membantu mengatasi gejala depresi.
Salah satu risetnya dibuktikan pada studi di tahun 2021 yang melaporkan orang yang berpuasa memiliki skor kecemasan dan depresi yang lebih rendah daripada yang tidak berpuasa.
Baca juga: Puasa Jadi Momen Orangtua Bangun Kedekatan dan Mental pada Anak
Para peneliti semakin tertarik bagaimana berbagai jenis puasa bisa memengaruhi mood, pikiran hingga menjaga kesehatan mental seseorang.
Hal ini termasuk di antaranya puasa intermiten, puasa Ramadhan, puasa dua minggu sekali hingga hanya mencukupi kalori harian 25 persen dalam sehari.
Berdasarkan semua jenis puasa tersebut, secara umum puasa dapat meredakan gejala depresi dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut, seperti dilansir dari laman Psychcentral.
Para peneliti telah menemukan bahwa ada keterkaitan antara obesitas dan depresi.
Dalam hal ini, sebagian orang merasa puasa dapat membantu mengatasi gejala depresinya karena bermanfaat dan mendukung penurunan berat badan.
Tidak makan dan minum selama beberapa jam dapat membuat tubuh mengubah metabolismenya beralih memecah glukosa menjadi keton.
Hal ini bisa merangsang efek anti-inflamasi dan antioksidan yang pada gilirannya bisa membantu tubuh melawan stres.
Selain itu, pada studi di tahun 2022 efek puasa terhadap metabolisme tubuh juga berdampak pada beberapa kondisi tubuh yang lain.
Seperti peningkatan keton dalam darah, kadar gula darah menurun, hingga meningkatkan mikrobiota usus dengan mengurangi tingkat peradangan dan melancarkan sistem pencernaan.
Mungkin sudah jadi rahasia umum juga bahwa dengan memiliki sistem pencernaan yang sehat, maka hal itu juga dapat membantu mengatasi stres dan meningkatkan suasana hati.
Baca juga: Pahami, Manfaat Puasa untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Puasa khususnya puasa intermiten juga sering dikombinasikan dengan membatasi asupan kalori harian.