Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Tumbuhkan Kebiasaan Bersyukur demi Hidup Lebih Sejahtera

Kompas.com - Diperbarui 26/11/2023, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bersyukur atau mempraktikkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari ternyata memiliki banyak manfaat.

Bersyukur terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup dengan berbagai cara, mulai meningkatkan kebahagiaan, mengurangi stres dan depresi, hingga memperkuat hubungan dengan orang lain.

Dan, ketika dihadapkan pada kesulitan, rasa syukur juga bisa memberikan kita ketangguhan untuk mengatasi tantangan terberat sekalipun.

Penelitian tentang bersyukur

Penelitian tentang rasa syukur sebagai sebuah konstruksi psikologis dimulai dengan sungguh-sungguh pada awal tahun 2000-an.

Baca juga: Ambang Batas Rasa Bersyukur

Sejak saat itu, banyak penelitian yang meneliti efek bersyukur terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan.

Manfaatnya pun meluas ke berbagai domain fungsi psikologis, termasuk kesejahteraan emosional, hubungan interpersonal, dan proses kognitif.

• Kesejahteraan emosional

Rasa syukur secara konsisten dikaitkan dengan tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi.

Dalam sebuah penelitian, para responden diminta untuk membuat jurnal rasa syukur.

Mereka mencatat hal-hal yang mereka syukuri. Ternyata, cara ini mengakibatkan tingkat kesejahteraan yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak membuat jurnal.

Temuan ini lalu direplikasi dalam penelitian lain, yang menunjukkan bahwa rasa syukur memiliki efek yang kuat dan bertahan lama pada emosi positif.

Baca juga: 4 Cara Bersyukur untuk Tingkatkan Kebahagiaan dan Kurangi Stres

Rasa syukur juga dapat menjadi pelindung terhadap perkembangan gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

Para peneliti menemukan, tingkat rasa syukur yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah.

Hubungan ini menunjukkan bahwa rasa syukur dapat berfungsi sebagai faktor pelindung, yang memberi proteksi pada individu dari dampak buruk dari peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

• Hubungan interpersonal

Rasa syukur juga memainkan peran penting dalam mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal yang positif.

Bersyukur dapat memupuk ikatan sosial, meningkatkan empati, serta meningkatkan komunikasi.

Ketika seseorang mengungkapkan rasa syukur, mereka akan menciptakan lingkaran umpan balik positif yang mendorong orang lain untuk lebih mendukung dan membantu.

Baca juga: Bagaimana Mengajarkan Anak untuk Bersyukur?

Proses timbal balik ini dapat memperkuat hubungan dan berkontribusi pada jaringan sosial yang suportif, sebuah faktor kesehatan mental dan kebugaran yang sangat penting.

Selain itu, rasa syukur juga berkaitan dengan peningkatan kepercayaan dan kerja sama dalam interaksi sosial.

Penelitian menunjukkan, mengungkapkan rasa syukur meningkatkan kemungkinan individu untuk berperilaku kooperatif, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri.

Hal ini menunjukkan, rasa syukur dapat meningkatkan perilaku prososial, menumbuhkan rasa memiliki dan dukungan sosial.

• Proses kognitif

Rasa syukur juga dapat memengaruhi proses kognitif, yang mengarah pada pandangan hidup yang lebih optimis dan meningkatkan ketahanan.

Ketika individu mempraktikkan rasa syukur, mereka lebih cenderung fokus pada aspek-aspek positif dalam hidup mereka, yang dapat menangkal kecenderungan alami untuk terus memikirkan pengalaman-pengalaman negatif.

Pergeseran perspektif ini dapat membantu individu membingkai ulang situasi yang menantang dan mengembangkan strategi penanganan yang adaptif.

Baca juga: Manfaat Bersyukur

Di samping itu, rasa syukur mampu meningkatkan ketahanan psikologis, yang memungkinkan individu untuk mengatasi kesulitan dengan lebih baik dan pulih dari pengalaman negatif.

Sebuah studi tahun 2013 menemukan, rasa syukur dikaitkan dengan peningkatan ketahanan setelah peristiwa traumatis.

Peserta yang melaporkan tingkat rasa syukur yang lebih tinggi mengalami gejala gangguan stres pascatrauma yang tidak terlalu parah dan lebih mungkin untuk pulih dari waktu ke waktu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com