KOMPAS.com - Minimalis dikenal sebagai sebuah filosofi gaya hidup yang menekankan pengurangan barang-barang dan penyederhanaan ruang, baik fisik maupun mental.
Hal ini merupakan respons terhadap konsumerisme berlebihan dan lingkungan berantakan yang lazim terjadi di kalangan masyarakat modern.
Secara umum, minimalis telah terbukti memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental, meningkatkan rasa tenang, kejernihan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa ada keuntungan psikologis yang pasti untuk mengikuti filosofi minimalis dan kesederhanaan yang bersifat sukarela.
"Dalam masyarakat kita saat ini, kita sering terjebak untuk mengejar 'lebih' — misalnya, lebih banyak uang, rumah yang lebih besar, mobil yang lebih bagus, dan sebagainya — dengan berpikir bahwa hal tersebut akan membuat kita bahagia."
Baca juga: 4 Langkah Sederhana Memulai Gaya Hidup Minimalis dari Lemari Pakaian
Demikian penuturan Joshua Hook, penulis utama studi dari University of North Texas.
"Namun, penelitian telah menunjukkan, mengurangi konsumsi dan mengurangi fokus kita pada barang-barang material ternyata berhubungan dengan kebahagiaan yang lebih besar," ujar dia.
Lebih lanjut, psikolog pun menjelaskan beberapa manfaat kesehatan mental dari menerapkan gaya hidup minimalis, seperti dilansir dari laman Forbes berikut ini.
Menurut seorang psikolog asal Amerika, Mark Travers, PhD, salah satu manfaat utama minimalis adalah kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan.
"Lingkungan kita memainkan peran penting dalam menentukan status kesehatan mental kita dan tinggal di tempat yang berantakan bisa membuat kita kewalahan," terangnya.
"Ketika kita menghilangkan kekacauan fisik, maka kita juga akan mengalami pengurangan kekacauan mental yang dapat meningkatkan suasana hati," jelas dia.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin, wanita yang menggambarkan rumah mereka tidak terlalu berantakan dan lebih terorganisasi mengalami penurunan suasana hati yang tertekan sepanjang hari.
Dengan kata lain, lingkungan rumah yang bebas dari kekacauan dan ketidakteraturan dapat berkontribusi pada kondisi emosi yang lebih positif.
Selain itu, pendekatan minimalis yang minim barang dapat membantu orang menjaga ruang hidup mereka bebas dari stres, menghilangkan sebagian besar kecemasan, dan pekerjaan yang sebelumnya mereka khawatirkan.
Hal ini juga memberikan ruang bagi otak untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada merapikan rumah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya