Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari, 9 Kebiasaan Menjengkelkan yang Bisa Merusak Persahabatan

Kompas.com, 11 Juli 2023, 07:28 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Persahabatan bisa rusak karena kebiasaan kita yang menjengkelkan.

Kita mungkin menilai perilaku itu sebagai hal sepele namun sebenarnya menyakiti hati sahabat.

Jadi, penting untuk mulai memperbaiki diri agar pertemanan yang berharga itu tetap terjaga.

Baca juga: 4 Cara Elegan Menghadapi Teman Toxic Tanpa Memicu Keributan

Apa saja kebiasaan yang sebaiknya dihindari?

Menunggu dihubungi

“Kurangnya komunikasi adalah pembunuh No. 1 dari semua hubungan, termasuk persahabatan,” kata ahli saraf Sanam Hafeez, PsyD, direktur Layanan Psikologis Konsultasi Komprehensif di New York City.

Kita tidak harus selalu menjadi orang pertama yang menghubungi namun cobalah melakukan upaya rutin dan konsisten untuk menelepon, mengirim pesan, dan mengundang teman bertemu.

Baca juga: Pahami, Etika Mengirim Pesan di Grup Chat

Menjadi orang yang pertama kali membangun relasi bisa menunjukkan pada sahabat jika mereka adalah orang yang penting bagi kita.

Memaksakan opini politik dan ideologi

Terus-menerus mengemukakan topik kontroversial dapat mengganggu teman dan merusak suasana, terutama jika pandangan kita berbeda.

"Jika Anda terus-menerus berbicara tentang pandangan politik atau agama Anda dengan cara yang memperjelas bahwa Anda benar dan orang lain salah, itu akan cepat menjadi membosankan," jelas analis perilaku Wendy Patrick, PhD.

Baca juga: Keluarga Bisa Tetap Akur walau Beda Pilihan Politik

Memiliki sahabat dengan opini berbeda bisa membantu kita membangun empati sehingga tak ada perlunya memaksakan sesuatu.

Tidak fokus saat teman bicara

Hindari kebiasaan asyik dengan ponsel, bengong, melamun dan sikap tidak peduli lainnya saat teman berbicara.

Ada banyak penyebab mengapa ponsel lemot, salah satunya karena perangkat yang sudah berumur di atas 4 tahun.(Photo Credit : Pixabay) Ada banyak penyebab mengapa ponsel lemot, salah satunya karena perangkat yang sudah berumur di atas 4 tahun.
Mereka bisa paham jika kita sebenarnya tidak menyimak perkataannya dan, jika dilakukan berulang kali, sangat menjengkelkan.

Baca juga: Sering Mati Kutu Saat Ngobrol? Ini Dia Kuncinya!

"Cara utama kita menunjukkan perhatian orang adalah dengan mendengarkan dengan penuh perhatian," jelas Patrick.

Tidak membalas chat lebih dari sehari

"Jika Anda "bukan pengirim pesan", tetap penting untuk mengakui dan menanggapi komunikasi elektronik teman Anda," kata Hafeez.

Ini termasuk chat di Whatsapp, mengirim meme di Instagram hingga teks grup yang melibatkan kita.

Baca juga: Trik Membalas Chat WhatsApp Tanpa Terlihat Online

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau