Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Strategi untuk Mencegah Perselingkuhan Menurut Peneliti Monogami

Kompas.com - 04/11/2023, 15:15 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perselingkuhan seringkali menjadi ancaman serius bagi keutuhan hubungan rumah tangga. Menurut Lucia O'Sullivan, seorang Profesor Psikologi di University of New Brunswick yang ahli dalam studi monogami, sulit untuk memprediksi apakah akan terjadi perselingkuhan dalam suatu hubungan.

Namun, O'Sullivan menjelaskan ada tiga strategi yang telah terbukti efektif dalam menjaga kesetiaan dalam hubungan monogami (pernikahan dengan hanya memiliki satu istri).

Meski begitu, O'Sullivan menegaskan penting bagi pasangan untuk berkomunikasi secara terbuka tentang apa yang mereka artikan sebagai perselingkuhan.

Menurut penelitiannya, seringkali orang tidak membahas definisi perselingkuhan saat memulai hubungan, pada akhirnya dapat menyebabkan ketidaksepahaman dan masalah di masa depan.

Untuk menghindari perselingkuhan, O'Sullivan menyarankan untuk mengenali dan menghindari godaan alami untuk tertarik pada orang lain.

Menurutnya, jika seseorang menginginkan hubungan monogami yang kokoh, mereka harus menghindari bertindak berdasarkan dorongan naluri tersebut.

Dalam penelitiannya, Lucia O'Sullivan menemukan bahwa pasangan yang berhasil mempertahankan monogami cenderung mengadopsi tiga taktik berikut:

Baca juga: 8 Faktor yang Menyebabkan Pasangan Selingkuh

Fokus pada pasangan

Menurut O'Sullivan, salah satu strategi yang efektif adalah dengan fokus pada pasangan sendiri dan menghargai kehebatan serta nilai yang dimiliki oleh pasangan tersebut.

Ini termasuk melakukan investasi secara konsisten dalam hubungan melalui kegiatan seperti kencan malam dan berbagai bentuk keintiman yang memperkuat ikatan emosional antara pasangan.

Fokus kepada keburukan

O'Sullivan juga menekankan bahwa pasangan yang berhasil mempertahankan kesetiaan cenderung mengalihkan perhatian dari godaan dengan kualitas negatif atau menjengkelkan ketika mereka tertarik pada seseorang di luar hubungan mereka.

Artinya, jika ada godaan untuk selingkuh, cobalah fokus pada keburukan orang tersebut. Ini memang terdengar aneh, namun bisa berhasil mengurangi keinginan untuk berselingkuh.

Memikirkan akibat dari perselingkuhan

O'Sullivan juga mengatakan pasangan monogami cenderung memikirkan dampak yang akan timbul dari perselingkuhan, baik dalam hal emosi maupun konsekuensi jangka panjang.

Pada akhirnya, O'Sullivan menemukan orang-orang yang berhasil mengelola ketertarikan mereka terhadap orang-orang di luar hubungan mereka lebih mungkin untuk tetap setia.

"Menaksir seseorang dari jauh adalah satu hal, namun mengungkapkannya adalah hal yang berbeda karena itu membuka pintu," ungkap O'Sullivan

O'Sullivan menegaskan tindakan verbal atau fisik berdasarkan ketertarikan dapat meningkatkan risiko perselingkuhan.

Keterbukaan terhadap ketertarikan pada orang lain, bahkan dalam skala kecil, dapat memicu godaan untuk berselingkuh, yang berpotensi merusak kestabilan hubungan monogami yang sudah ada.

Baca juga: Cara Memperbaiki Hubungan Setelah Selingkuh

Ia menyoroti bahwa mereka yang terlibat dalam perselingkuhan seringkali menginvestasikan waktu dan perhatian kepada seseorang yang mereka anggap menarik di luar hubungan mereka. Padahal akhirnya ini merusak komitmen dalam hubungan yang sudah ada.

Oleh karena itu, O'Sullivan menyarankan agar seseorang yang ingin menghentikan pola perilaku ini perlu lebih sadar akan pikiran dan tindakan mereka yang mendorong mereka untuk bertindak di luar batas hubungan mereka.

Dengan lebih banyak latihan, mereka dapat menerapkan strategi pencegahan perselingkuhan dan menghentikan diri mereka sendiri agar tidak melewati batas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com