Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2023, 20:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Deseret

KOMPAS.com - Mengurangi makanan tertentu dapat membantu mengurangi kembung dan sakit perut.

Jika kamu merasa kembung setelah makan, bisa jadi itu disebabkan oleh masalah pencernaan atau intoleransi makanan.

Cleveland Health Clinic mengungkap, terkadang kembung disebabkan oleh hormon. Namun, jika kembung menjadi kian parah, maka kita tentu harus menghubungi dokter. 

Mari kita lihat tujuh makanan yang dapat memicu kembung, sakit perut dan gas.

Baca juga: Cara Terhindar dari Perut Kembung Setelah Makan Besar

1. Kacang-kacangan dan polong-polongan lainnya

Kacang-kacangan adalah jenis asupan yang memiliki reputasi sebagai penyebab kembung.

Sebagian besar kacang-kacangan dan lentil mengandung karbohidrat yang dikenal sebagai Fodmap (oligo-, di-, mono-sakarida, dan poliol yang dapat difermentasi) - ini adalah gula yang bisa jadi sulit diurai oleh tubuh, menurut Healthline.

Proses inilah yang lantas dapat menyebabkan kembung dan gas.

Merendam kacang-kacangan dan polong-polongan sebelum memasaknya dapat membantu mengurangi Fodmap dan kembung setelah dikonsumsi, menurut Medical News Today.

Mengonsumsi kacang-kacangan dan polong-polongan lebih sering dapat meminimalkan kembung dan ketidaknyamanan pencernaan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nutrition Journal menemukan, individu yang mengonsumsi kacang-kacangan setiap hari selama 2-3 bulan mengalami penurunan gejala kembung dan pencernaan.

2. Gluten - gandum, jelai, dan gandum hitam

Gandum, jelai, gandum hitam, dan beberapa jenis gandum mengandung protein yang disebut gluten, yang dapat menyebabkan kembung, sakit perut, diare, dan gas pada orang yang sensitif terhadap gluten.

Sekitar satu persen dari populasi AS menderita penyakit celiac, penyakit autoimun yang menyebabkan sensitivitas gluten yang parah, menurut World Journal of Gastroenterology.

Sebagai gambaran, sensitivitas gluten non-celiac mempengaruhi sekitar enam persen populasi di AS.

Baca juga: Kenali 3 Penyebab Sesak Napas akibat Perut Kembung

Bahkan bagi mereka yang tidak memiliki intoleransi gluten, mencerna makanan ini bisa jadi sulit karena kandungan serat tidak larutnya yang tinggi.

"Biji-bijian di luar ladang ini penuh dengan serat. Tapi perlu dicatat, bahan ini tinggi serat tidak larut - yang tidak terurai dengan baik selama proses pencernaan," demikiaan dilaporkan Cleveland Clinic.

"Seperti yang telah disebutkan, makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di dalam usus."

3. Produk susu

Produk susu memiliki beberapa manfaat kesehatan, tetapi sekitar 65 persen populasi dunia tidak dapat mengurai laktosa, gula dalam produk susu.

Kondisi ini disebut intoleransi laktosa, menurut Cleveland Clinic.

Intoleransi laktosa menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan jarang terjadi pada bayi dan anak-anak.

Sebuah studi tahun 2013 melaporkan bahwa 3:4 orang di seluruh dunia pada akhirnya menderita intoleransi laktosa.

"Orang yang mengalami intoleransi laktosa tidak dapat mencerna gula (laktosa) dalam susu sepenuhnya."

"Akibatnya, mereka mengalami diare, gas dan kembung setelah makan atau minum produk susu."

Baca juga: 5 Hal untuk Menghindari Perut Kembung

"Kondisi ini, yang juga disebut malabsorpsi laktosa, biasanya tidak berbahaya, tetapi gejalanya bisa membuat tidak nyaman," demikian bunyi paparan di Mayo Clinic.

Ada banyak pilihan produk nabati dan non-susu yang memiliki manfaat kesehatan yang sama untuk menggantikan produk susu yang menyebabkan kembung atau sakit perut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com