Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdampak pada Kesehatan Mental? Ini Cara Menghentikan Doomscrolling

Kompas.com - 15/05/2024, 13:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah "doomscrolling" pertama kali muncul pada awal tahun 2020, ketika dunia memasuki masa pandemi akibat Covid-19.

Doomscrolling menjadi kata yang terdengar suram dan menangkap kecenderungan masyarakat kita untuk menerima arus berita buruk, terutama di media sosial.

Sudah bisa ditebak bahwa doomscrolling sangat buruk bagi kesehatan mental kita.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, pada Rabu (15/5/2024), seorang psikolog Susan Albers, PsyD, menjelaskan lebih lanjut mengenai doomscrolling, dampaknya bagi kesehatan mental serta cara menghentikannya sebagai berikut.

Baca juga: Doomscrolling, Keinginan untuk Selalu Menelusuri Berita Negatif

Apa itu doomscrolling?

Doomscrolling adalah kecenderungan kita menghabiskan banyak waktu online untuk mengonsumsi berita negatif dan merasa seperti tidak bisa melepaskan diri dari semua berita utama yang mengerikan.

Saat melakukan doomscroll, kita mungkin juga mengatakan pada diri sendiri bahwa kita hanya melakukannya untuk mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di dunia. Tetapi, ada sesuatu yang lebih dalam yang berperan.

"Saat kita tertekan, kita sering mencari informasi yang dapat mengonfirmasi apa yang kita rasakan," kata Albers.

"Doomscrolling beroperasi dengan pola pikir yang sama. Jika kita merasa negatif, maka membaca berita negatif hanya akan mengonfirmasi apa yang kita rasakan," terangnya.

Dan setelah melakukannya beberapa kali, hal ini dapat dengan mudah menjadi kebiasaan, mengunci kita ke dalam lingkaran perasaan buruk dan kemudian membaca berita untuk mengonfirmasi bahwa kita seharusnya merasa buruk.

"Sering kali kita mungkin tidak sadar bahwa kita melakukannya. Tapi itu menjadi kebiasaan. Begitu kita memiliki waktu luang, kita akan mengambil ponsel dan mulai menggulir tanpa benar-benar menyadarinya," ujar Albers.

Meski siapa pun bisa terjerumus ke dalam kebiasaan doomscrolling, hal ini juga bisa menjadi fungsi dari gangguan obsesif-kompulsif (OCD), kondisi kesehatan mental yang mengakibatkan kita melakukan perilaku berulang.

Dalam skenario ini, menurut Albers, otak terus berputar-putar pada topik tertentu, mirip dengan menggulir tanpa henti.

Perilaku ini sebenarnya bukan tentang mencari berita, melainkan tentang mencoba mengurangi kecemasan.

Baca juga: Waspadai Doomscrolling, Haus Informasi Hoaks di Internet

Tips mengatasi rasa cemas berlebihan.iStockphoto/PeopleImages Tips mengatasi rasa cemas berlebihan.

Dampak doomscrolling bagi kesehatan mental

Doomscrolling dapat memperkuat pikiran negatif, yang bisa sangat berdampak pada kesehatan mental kita.

Penelitian telah mengaitkan konsumsi berita negatif dengan peningkatan depresi dan kecemasan, serta perasaan takut, stres, dan sedih.

Berikut ini adalah beberapa efek potensial dari doomscrolling:

Memperburuk masalah kesehatan mental

Albers mengatakan, jika kita rentan terhadap kecemasan, depresi, atau kesedihan, doomscrolling bisa benar-benar menyerap ke dalam perasaan kita.

Hal-hal negatif dapat membuat kita terpuruk dengan cepat, bahkan dapat mengakibatkan serangan panik.

Mengakibatkan insomnia

Dalam sebuah penelitian, 70 persen partisipan mengakui bahwa mereka menggulir media sosial dari tempat tidur, dan semakin banyak waktu yang mereka habiskan untuk melakukannya, semakin besar kemungkinan mereka mengalami kesulitan tidur.

"Saat kita cemas, sulit untuk mengalihkan pikiran untuk tidur," ungkap Albers.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com