Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Risiko Penyakit akibat Anak Terlalu Banyak Konsumsi Gula

Kompas.com - 24/05/2024, 08:49 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com Para orangtua diimbau mewaspadai dampak terlalu banyak asupan gula terhadap kesehatan anak.

Ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Tan Shot Yen mengingatkan, saat ini banyak produk makanan dan minuman anak dengan kandungan gula tambahan dengan kadar yang melebihi kebutuhannya.

"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," kata dokter Tan, seperti dilansir dari Antara, Jumat (24/5/2024).

Baca juga: 5 Cara Melindungi Anak dari Bahaya Sexting di Era Digital

Lebih lanjut, dokter Tan menyebutkan beberapa risiko kesehatan yang dihadapi anak ketika mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih, antara lain:

  • Mudah terserang penyakit

Terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi. Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan virus dan bakteri lebih cepat berkembang biak dalam tubuh.

Akibatnya, daya tahan tubuh anak bisa menurun sehingga lebih mudah terserang penyakit.

  • Masalah tulang akibat obesitas

Konsumsi gula berlebih juga bisa memicu obesitas pada anak. Salah satu risiko yang patut diwaspadai oleh anak yang mengalami obesitas adalah masalah pada tulang.

Ia menyebutkan, penelitian tentang pengaruh obesitas pada masa kanak-kanak terhadap perkembangan dan kesehatan tulang yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuhnya tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan masa tubuh.

Baca juga: Kapan Masa Tantrum pada Anak Berakhir?

  • Meningkatkan risiko penyakit tidak menular

Ia menambahkan, konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah.

Kadar gula dan kolesterol dalam darah yang melampaui batas normal dapat memicu munculnya penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes melitus dan gangguan jantung, serta berkaitan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker.

"Memang gula tidak secara langsung mengakibatkan potensi kanker. Tapi, gula menyebabkan obesitas dan ketika kondisi itu terjadi anak akan bertambah berat badan dan naiknya berat badan itu jembatan menuju kanker dibentuk," ucapnya.

Batasi asupan gula pada anak

Oleh karena itu, dokter Tan berpesan agar orangtua memerhatikan batasan asupan gula pada anak, baik yang dikonsumsi melalui makanan maupun minuman.

Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi.

Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari.

Baca juga: 65 Persen Anak yang Main Gawai Lebih dari 20 Menit Alami Tantrum 

Dilansir dari Kompas.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batasan asupan gula yang aman adalah 10 persen dari total kebutuhan kalori.

Lebih baik lagi, jika membatasi asupan gula hingga 5 persen atau sekitar 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari.

Sedangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan batas asupan gula per hari sekitar 50 gram atau 4 sendok makan untuk orang dewasa sehat.

Asosiasi Ahli Jantung Amerika Serikat (AHA)menyebut batas maksimal konsumsi gula untuk anak usia 2 hingga 18 tahun kurang dari 24 gram per hari.

@kompas.lifestyle Kalian tau nggak sih asupan tinggi gula bisa memicu timbulnya jerawat, lho. Hal itu karena makanan tinggi gula mengakibatkan inflamasi pada tubuh. #gula #asupantinggigula #makananmanis #jerawat ? original sound - Kompas Lifestyle
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com