Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Standrich, Sepatu Kanvas "Anak Bangsa" dengan Desain Kekinian...

“Tapi 2016 itu saya gak kepikiran bikin sepatu, karena sepatu itu ribet,” ujar pria kelahiran 1 Februari 1994 ini kepada Kompas.com di Bandung, Selasa (4/2/2020) lalu.

Baru di tahun 2018, Bagus memberanikan terjun ke bisnis sepatu. Ia menyiapkan desain dan mencari bengkel sepatu yang bisa mengaplikasikan semua idenya.

Ternyata, mencari perajin sepatu pun bukan hal mudah. Berbulan-bulan ia mencari perajin yang pas, bahkan sempat ditipu.

Namun, berkat kesabaran, ia menemukan bengkel yang pas di Cibaduyut, Bandung.

“Artikel pertama saya namanya siji artinya satu dalam bahasa Jawa. Siji diluncurkan Juni 2018 sebanyak 30 pasang,” ungkap Bagus.

Kurang dari satu bulan, sepatu yang dibandrol Rp 265.000 itu laku terjual. Padahal di awal-awal ia hanya mengandalkan Instagram dalam pemasaran.

Dia merasa, larisnya Standrich karena beberapa keunggulan. Pertama, ia menggunakan bahan berkualitas yakni kanvas marsoto 12 os.

Pori-pori dari kanvas marsoto 12 os ini lebih kecil sehingga lebih tahan lama.

Ditambah pula sol empuk yang ringan, membuat sepatu ini nyaman digunakan.

“Sol-nya sendiri masih menggunakan waffle. Ke depan pengennya punya sol sendiri,” tutur dia.

Ciri khas dari sepatu ini ada pada logo di salah satu sisi sepatu. Jika disimpan tegak berdiri, logo tersebut akan membentuk huruf S, mewakili merek Standrich.

“Saya sengaja membuat orang ambigu. Logo itu petir atau bentuk lain. Ada pula yang menganggap itu gunung, logo batman, dan lainnya,” ucap lulusan MA Al-Muddatsiriyah ini.

Untuk warna, selama ini Bagus menjagokan hitam dan putih. Namun untuk beberapa artikel ada warna lain, seperti merah dan biru.

Saat ini, permintaan sepatunya terus berkembang seiring dengan bertambahnya artikel sepatu miliknya yang sudah berjumlah 10.

“Dulu kan 20-30 pasang per bulan. Sekarang permintaannya bisa mencapai 100 pasang per bulan,” imbuh dia.

Sepatu yang dijual Rp 250.000-320.000 ini dipasarkan melalui Instagram @standrich.co. Pembelinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia berusia 16-25 tahun.

Sepatu Standrich didesain unisex, sehingga pembelinya pun beragam, perempuan dan laki laki.

"Untuk sepatu kanvas di Indonesia, hanya ada segelintir yang memiliki ukuran tersebut,” ungkap dia lagi.

Kolaborasi

Dalam mengembangkan bisnisnya, Standrich berkolaborasi dengan beberapa produk. Ia pernah berkolaborasi dengan Cameow Project.

Sepatu ini mengombinasikan bahan kanvas dengan suede. Kemudian di salah satu sisinya terdapat mata kucing yang menyala.

Sepatu ini diproduksi terbatas, sebanyak 100 pasang.

Kolaborasi terbarunya adalah bersama Kopiae!, kedai kopi di Jakarta dan Bali yang selama ini berjualan di atas vw combi.

Sepatunya terbilang unik. Untuk model yang slip on, sepatu dibuat mirip dengan combi. Di bagian bawah berwarna hitam putih seperti bemper vw combi Kopiae!.

Sedangkan di bagian tengah dibuat warna hitam dan kanvas bagian dalam dibuat kotak-kotak hitam putih.

Untuk sepatu high juga tak kalah menarik. Di bagian lidah, terlihat kanvas kotak-kotak berwarna hitam putih.

Kemudian di bagian upper diberikan dasar hitam dan di atasnya ditabuhi berbagai tulisan maupun gambar-gambar lucu.

Seperti tulisan “coffie holic”, “joker”. Ataupun gambar lucu seperti botol dan cup kopi. Sepatu ini dibuat limited edition sebanyak 100 pasang.

Penjualannya pun melalui Instagram Standrich dan kedai Kopiae! dengan harga Rp 320.000 untuk slip on dan Rp 350.000 untuk versi high.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/06/134444020/standrich-sepatu-kanvas-anak-bangsa-dengan-desain-kekinian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke