Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Gejala Perilaku Kompulsif, Penyebab, dan Pengobatannya

Orang dengan perilaku kompulsif biasanya akan mengulang tindakan tertentu karena otak mereka sudah terprogram untuk melakukan perilaku tersebut dan tidak bisa begitu saja menghentikannya.

Dalam beberapa kasus, perilaku kompulsif dengan tindakan yang berulang-ulang ini juga tidak masuk akal, khususnya untuk lingkungan sekitar.

Oleh sebab itu, mengetahui gejala hingga pengobatan perilaku kompulsif sangatlah penting demi mencegah keparahan.

Dilansir dari laman Lifestyle Asia, berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala, penyebab, dan pilihan perawatan terbaik untuk perilaku kompulsif.

Gejala

Perilaku kompulsif sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental dan tindakannya bisa sangat bervariasi.

Namun, tidak semua perilaku ini mengkhawatirkan.

Beberapa rutinitas sehari-hari seperti mengonsumsi makanan pada waktu yang sama atau melakukan aktivitas yang sama setiap malam memiliki elemen kompulsif tetapi bukan merupakan tanda-tanda penyakit.

• Gangguan kesehatan mental

Di sisi lain, perilaku kompulsif dapat dikaitkan dengan beberapa penyakit terkait kesehatan mental atau penyakit lainnya.

Contoh dari kondisi-kondisi ini dapat mencakup gangguan penggunaan zat, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan makan (eating disorder), gangguan neurologis seperti penyakit parkinson, dan autisme.

• Contoh perilaku kompulsif

Perilaku kompulsif biasanya berulang-ulang, terjadi secara kebiasaan, berlanjut dalam situasi di mana perilaku tersebut akan ditandai sebagai tidak pantas atau di luar konteks, dan menyebabkan gangguan fungsional.

Hampir semua jenis perilaku bisa bersifat kompulsif. Berikut ini beberapa contoh yang lebih umum:

- Gerakan kompulsif seperti tremor atau gemetar.

- Tindakan kompulsif seperti mengunci dan membuka kunci pintu berulang-ulang atau mencuci tangan segera setelah menyentuh pegangan pintu umum.

- Perilaku seksual kompulsif.

- Pembelian secara kompulsif

- Penggunaan smartphone secara kompulsif.

Penyebab

Ada berbagai alasan mengapa seseorang mungkin menunjukkan perilaku kompulsif, baik secara neurologis atau untuk menghindari beberapa konsekuensi negatif.

Orang yang berperilaku kompulsif cenderung:

- Memiliki sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau menahan diri dari perilaku tersebut.

- Merasa bahwa perilaku yang tidak terkendali itu tidak menyenangkan.

- Merasa kehilangan kendali jika mereka tidak melakukan perilaku tersebut.

- Memiliki perasaan internal bahwa mereka tidak bisa berhenti melakukan perilaku tersebut.

Sering kali masalah ini disebabkan oleh OCD, yang bisa memengaruhi orang-orang yang berusia 15-44 tahun dan sangat melemahkan.

Di samping itu, OCD juga bisa lebih mengganggu daripada penyakit mental non-fatal lainnya, termasuk depresi.

• Perilaku kompulsif yang terkait secara neurologis

Penelitian menunjukkan bahwa perilaku kompulsif yang tidak terkendali sering dikaitkan dengan kelainan di berbagai wilayah otak tempat pembelajaran dan perilaku terjadi.

Orang yang berperilaku kompulsif biasanya memiliki otak yang terlalu aktif dalam pembelajaran kebiasaan atau kurang aktif dalam kontrol yang diarahkan pada tujuan.

• Perilaku kompulsif untuk menghindari konsekuensi negatif

Beberapa orang berperilaku kompulsif untuk menghindari perasaan stres atau tertekan dan untuk mendapatkan rasa kendali.

Hal ini umum terjadi pada orang dengan OCD dan gangguan makan seperti anoreksia nervosa.

Dalam situasi ini, orang tersebut biasanya menghindari sesuatu yang menakutkan atau tidak menyenangkan.

Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin secara kompulsif memeriksa kunci pintu mereka untuk menghindari seseorang masuk ke rumah.

Kemudian, seseorang dengan anoreksia mungkin tidak makan untuk menghindari hasil yang tidak diinginkan dari kenaikan berat badan.

Pengobatan

Perilaku kompulsif yang terkait dengan penyakit mental paling berhasil diobati melalui terapi kesehatan mental.

Jenis terapi yang spesifik tergantung pada situasi dan gejala.

Beberapa jenis terapi yang paling efektif untuk perilaku kompulsif yang terkait dengan penyakit mental meliputi:

• Terapi perilaku kognitif (CBT)

Jenis terapi ini meminta kita untuk memerhatikan pikiran-pikiran kita dan mengidentifikasi pikiran-pikiran yang tidak realistis atau tidak membantu.

Seiring berjalannya waktu, kita bekerja sama dengan terapis untuk belajar bagaimana menantang pikiran-pikiran ini, serta mengubah perilaku menjadi lebih sehat dan lebih baik.

• Terapi paparan (exposure)

Terapi ini membuat kita terpapar pada hal atau peristiwa yang menyebabkan kecemasan seperti menyentuh gagang pintu umum untuk menguranginya.

Setelah paparan, kita diminta untuk menahan diri dari respons kompulsif normal seperti mencuci tangan.

• Mengonsumsi obat

Obat dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk terapi dan akan tergantung pada penyakit kita.

Misalnya, seseorang dengan OCD mungkin diresepkan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), sedangkan seseorang dengan penyakit parkinson mungkin diresepkan obat beta-blocker atau pengganti dopamin.

Jadi, kapan pun kita mengalami perilaku berulang yang tidak dapat dikendalikan, baik itu karena alasan perilaku atau neurologis, penting untuk segera menemui dokter atau ahli kesehatan mental.

Sebab, mendapatkan diagnosis sejak awal bisa membantu kita menentukan rencana perawatan yang lebih efektif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/12/062158520/mengenal-gejala-perilaku-kompulsif-penyebab-dan-pengobatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke