Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berburu Baju Bekas Bermerek di Pasar Senen, Murah Meriah

KOMPAS.com - Pasar Senen di Jakarta dikenal sebagai pusat belanja yang cukup lengkap, termasuk jika mencari barang bekas layak pakai alias thrifting.

Khususnya area blok III, lantai 2 kerap dijuluki "surganya thrifting".

Jika cukup cermat, kamu bisa mendapatkan pakaian-pakaian bekas impor dan bermerek dengan harga miring.

"Di Pasar Senen itu ada enam blok, nah di blok III yang terkenal kalau mau beli baju bermerek, impor atau baju bekas di sini tempatnya," papar salah satu petugas keamanan di Pasar Senen kepada Kompas.com, Senin (8/1/2024).

Lokasi Pasar Senen juga cukup strategis karena terletak di seberang Stasiun Senen dan hanya perlu jalan kaki sekitar 7 menit untuk mencapai lokasi.

Pasar Senen blok III memiliki dua lantai yang bisa dijelajahi. Jika masuk dari arah parkiran motor atau pejalan kaki, hanya beberapa langkah saja kita sudah memasuki area basement.

Di lantai ini, ada banyak kebutuhan seperti perlengkapan hingga perabot rumah tangga yang bakal menyambut.

Beberapa pedagang ada yang menjajakan kue-kue tradisional dan camilan hingga minuman untuk sekadar mengisi tenaga sebelum thrifting.

Naik eskalator menuju lantai dasarnya, kita akan menemukan banyak penjual jam tangan hingga kacamata yang dijual secara eceran atau grosir.

Namun, menurut beberapa pedagang yang Kompas.com wawancarai secara singkat, berbagai aksesori di lantai ini rata-rata merupakan barang baru.

"Kalau thrifting di lantai 2, di lantai dasar ini jam-jamnya kondisi baru tapi harganya juga lebih murah dari yang ada di luar (pasaran)," kata salah satu staf penjual di sebuah toko jam, Pasar Senen blok III.

Lanjut naik satu lantai lewat eskalator, kita menuju ke lantai 1 yang mana banyak terdapat gerai yang menawarkan atribut hingga bahan atau kain untuk kebutuhan anggota militer, polisi, petugas keamanan dan sejenisnya.

Sementara tempat thrifting berada di lantai dua, jadi kita harus naik satu lantai lagi menuju ke sana.

Berdasarkan pantauan langsung Kompas.com di Pasar Senen blok III, lantai 2, banyak terdapat penjual pakaian bekas layak pakai dengan harga yang terjangkau.

Mulai dari kaos anak, orang dewasa, wanita, pria, blouse, dalaman, kemeja, jas, blazer, celana panjang, baju formal, jins, topi, kemeja flanel, dress, kaos kaki, daster, hingga jaket tersedia di area ini.

Beberapa gerai ada yang langsung memberi label harga di setiap pakaian yang digantung, mulai dari Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 35.000 hingga Rp 100.000 untuk tiga item.

Terlihat pula pedagang yang aktif menawarkan barang dagangannya setiap ada pengunjung yang memasuki area ini dengan berteriak.

"Jaketnya kak, kemeja Rp 35.000-an," ucap salah satu pedagang dengan lantang.

Jika diamati sepintas, suasana gerai yang terlihat hanyalah berupa toko yang baju-bajunya digantung cukup rapat.

Koleksinnya pun mirip-mirip, yang membedakan hanyalah koleksinya.

Itulah sebabnya jika ke sini, kita wajib punya catatan atau tujuan belanja yang jelas agar tidak kebingungan dan buang-buang waktu untuk memilih pakaian yang dibutuhkan. 

Supaya momen belanja lebih terasa nyaman, cobalah untuk mengunjungi toko yang fokus menjajakan pakaian berdasarkan kategorinya saja.

Misalnya, toko kemeja yang hanya menjual kemeja, jaket, baju formal, aneka kaos sablon atau bermerek, atau item fashion incaran.

Lebih lanjut, hal menarik yang bisa dijumpai saat thrifting di Pasar Senen, kita bakal menemukan baju bekas impor dari merek-merek kenamaan yang terlihat dari sablon serta label bajunya di bagian neckline (leher).

Sebut saja Fila, Reebok, Adidas, Nike, hingga merek fesyen asal Korea, Jepang hingga merek mewah seperti Ralph lauren, Stussy, Dior, Tommy Hilghlifer, GAP, SUPREME sampai Guess. 

Tentunya, baju-baju bermerek itu dijual dengan harga yang bervariasi, tergantung kualitas, tampilan warna, bahan, hingga mereknya.

Meski demikian, kita harus jeli melihatnya karena mungkin saja ada beberapa baju yang tidak original atau hanya menampilkan sablon dari mereknya saja, tapi di label bajunya tertulis merek lain. 

"Ada yang Rp 150.000 untuk sweater hingga Rp 500.000 untuk yang ori tapi kualitasnya bagus," kata Andini, salah satu staf penjual yang ditemui Kompas.com di toko jaket dan sweater. 

Sebagian besar toko menggantung barang dagangannya pada bagian depan dan biasanya ini adalah baju termurah yang ada di toko itu.

Tetapi kalau mencari kualitas produk, lebih baik pilih yang digantung pada bagian dalam atau di bagian langit-langit tokonya.

Pasalnya, sebagian besar pedagang di sini membedakan barang dagangannya berdasarkan kualitas yang ditempatkan pada area yang lebih tertutup (mengharuskan pembeli masuk ke toko).

"Untuk baju impor yang kualitasnya masih bagus biasanya tidak dilabel harga, digantung di atas atau di dalam, jadi pembeli bisa langsung tanya saja."

"Kalau ditumpuk ini random ukuran, jenisnya, dan merek. Tergantung kualitasnya juga sih. Ini ditumpuk semua Rp 10.000-an," kata salah satu pedagang kepada Kompas.com yang enggan disebutkan namanya.

Pemilik toko yang lain, Mel, misalnya, juga mengakui, beberapa produk jaket dagangan yang berkualitas hingga bermerek digantung pada bagian dalam toko atau atas.

"Di atas yang bagus-bagus kualitasnya. Tadi ada sweater Tommy Hilfiger juga tapi udah dibeli orang. Itu terjual Rp 300.000, original," ujarnya.

Mel juga mengatakan kalau saat ini tidak terlalu banyak pembeli yang fokus pada merek tertentu di Pasar Senen.

Mayoritas pelanggan muda kini lebih mencari pakaian berkualitas dengan harga miring daripada mereknya.

"Biasanya mencari yang bagus-bagus, enggak lusuh atau warnanya lah palingan yang tidak terlalu pudar. Tapi tergantung pembeli juga, kalau suka (gaya) vintage pasti cari modelnya," paparnya lagi.

Mel pun berupaya agar setiap dagangannya itu bisa terlihat layak pakai meski rata-rata adalah baju bekas atau sisa impor.

Salah satu caranya dengan menerapkan metode setrika uap sebelum bajunya dipajang di tokonya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, minat pembeli yang datang untuk thrifting di Pasar Senen ini cukup beragam. Tetapi kebanyakan yang terlihat ramai adalah toko-toko sweater atau jaket.

Seperti Alex, 19, seorang mahasiswa dari Jakarta. Dia datang ke Pasar Senen bersama seorang teman dan tujuannya memang untuk mencari jaket.

Meski belum menemukan jaket yang cocok, tetapi paling tidak rasa penasarannya mencari koleksi jaket incaran bisa terpuaskan saat belanja di Pasar Senen.

"Enggak sering tapi pernah beberapa kali ke Pasar Senen. Kali ini lagi cari jaket yang harganya murah kayak windbreaker juga sih," katanya kepada Kompas.com.

Di wawancarai dalam kesempatan yang sama, M. Caesar, pedagang jaket mengakui, jaket-jaket yang digunakan untuk naik motor memang menjadi barang yang cukup laris, selain jaket tebal atau parka.

"Paling laris windbreaker sama jaket buat motoran-lah. Harganya beragam, ada yang Rp 80.000 hingga Rp 200.000 tergantung kualitas dan kondisinya, masih bisa nawar kok," jelasnya.

Suasana belanja nyaman

Untungnya, Kompas.com datang di saat pengunjung belum terlalu ramai.

Banyak hal yang berubah dari area blok III ini sejak terakhir berkunjung ke Pasar Senen pada 2009 lalu.

Salah satu yang sangat berbeda adalah suasana belanja yang nyaman dan bisa dirasakan melalui udara sejuk dari AC central yang tersedia.

Setiap blok-blok atau gerainya juga tertata rapi dengan jalur lintas yang cukup memadai, meski di beberapa area yang terlalu sempit untuk dilalui.

Pencahayaan yang terang membuat mata kita semakin nyaman melihat baju-baju incaran.

Aroma-aroma tidak sedap dari baju-baju bekas yang mungkin tidak dicuci sudah tidak terlalu tercium. Tampilan baju-baju yang diperdagangkan pun cukup rapi dan tidak terlalu kusut.

Ibaratnya, pakaian yang layak pakai cukup mudah ditemui, meski ada beberapa barang yang memang masih terdapat noda atau cacat produksi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/08/214423820/berburu-baju-bekas-bermerek-di-pasar-senen-murah-meriah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke