Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jerawat di Usia Dewasa, Penyebab dan Pengobatannya

KOMPAS.com - Kamu mungkin mengira jerawat adalah masalah yang hanya akan kita alami saat remaja, atau setidaknya di usia 20-an. Namun faktanya, beberapa orang masih berjerawat di usia 30-an atau lebih.

Apa yang sedang terjadi? Dan yang lebih penting, apa yang bisa kita lakukan untuk menghilangkannya?

Jerawat dewasa, juga dikenal sebagai jerawat hormonal, sering muncul di dagu dan rahang, tapi bisa juga muncul di mana saja di wajah. Jerawat ini juga umum terlihat di dada, bahu, dan punggung.

“Banyak orang mengira jerawat hanya terjadi pada remaja saja, padahal jerawat sebenarnya bisa mencapai puncaknya dua kali dalam hidup kita,” kata spesialis dermatologi Lauren Zamborsky, CNP.

“Kami melihat banyak jerawat sebelum dan selama masa pubertas, saat pertama kali hormon masuk ke dalam sistem tubuh. Namun kami juga melihat jerawat menyerang orang-orang berusia 30an, 40an, dan 50an, sering kali di sekitar mulut  sebagai wilayah perioral.”

Penyebab jerawat orang dewasa

Pubertas menandai aliran hormon pertama kita, mengantarkan transisi dari anak-anak ke dewasa – dan membawa serta jerawat. Namun seiring bertambahnya usia, hormon tidak hilang begitu saja. Dan seperti di masa muda, perubahan hormonal masih dapat mempengaruhi kulit kita.

“Seperti pada masa remaja, jerawt di usia dewasa juga berhubungan dengan hormon,” kata Zamborsky. “Menopause adalah penyebab umum, namun masalah hormonal lainnya juga dapat menyebabkan jerawat.”

Mari kita lihat beberapa penyebabnya:

Kehamilan

Fluktuasi hormonal yang terjadi saat kehamilan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada tubuh, termasuk timbulnya jerawat. Ini mungkin hilang seiring dengan perkembangan kehamilan, atau bisa terbawa menjadi jerawat pascapersalinan.

Menopause

Menopause menyebabkan penurunan kadar estrogen dan peningkatan androgen, yang merangsang produksi minyak alami kulit kita. Lebih banyak minyak berarti lebih banyak jerawat.

Sindrom ovarium polikistik

Jerawat merupakan salah satu gejala sindrom ovarium polikistik (PCOS), sejenis ketidakseimbangan hormon yang juga menyebabkan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan penambahan berat badan.

Orang yang menderita PCOS biasanya memiliki tingkat testosteron yang lebih tinggi dalam tubuhnya, yang dapat menyebabkan jerawat kistik yang menyakitkan, terutama di dagu dan rahang.

Stres

Stres dapat berdampak pada tubuh dalam berbagai cara, termasuk memperburuk masalah kulit yang sudah ada. Mengapa? Karena stres menyebabkan fluktuasi hormon – khususnya kortisol, yang dikenal sebagai “hormon stres”.

“Selain semua masalah lain yang ditimbulkannya, stres juga dapat memperburuk kondisi kulit apa pun,” Zamborsky menegaskan. “Menerapkan kebiasaan manajemen stres yang sehat dapat membantu kulit.”

Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi kulit .

  • Berhenti menggunakan alat kontrasepsi: Pilihan alat kontrasepsi dengan estrogen dapat membantu menekan beberapa jerawat hormonal, sehingga tidak jarang timbul jerawat ketika kamu memutuskan untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi dan hormon menjadi normal kembali.
  • Perawatan testosteron: Pada beberapa orang, berbagai jenis perawatan testosteron (termasuk steroid anabolik) dapat meningkatkan produksi sebum pada kulit, zat berminyak yang melindungi kulit dari kekeringan – dan terlalu banyak sebum dapat menyebabkan jerawat.

“Terkadang, ini hanya bersifat sementara ketika tubuh menyesuaikan diri dengan pengobatan,” kata Zamborsky.

  • Obat lain: Jerawat juga bisa menjadi efek samping dari jenis obat lain, termasuk antikonvulsan, yang merupakan obat anti kejang; kortikosteroid, yang sering diresepkan untuk penyakit reumatologi; dan litium, yang mungkin diresepkan untuk gangguan bipolar.

“Jika kamu mengalami jerawat saat dewasa, bicarakan dengan dokter tentang obat apa pun yang kamu gunakan – atau sudah hentikan – yang mungkin berkontribusi terhadap hal tersebut,” saran Zamborsky.

Faktor gaya hidup

Beberapa tindakan sehari-hari yang kita lakukan juga dapat mempengaruhi apa yang terjadi pada kulit. Menggunakan produk rambut dan kulit yang mengandung minyak dapat menyumbat folikel rambut dan menyebabkan jerawat. Pola makan tinggi gula dan produk susu juga bisa menjadi penyebabnya.

Perawatan terbaik untuk jerawat dewasa

Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah rutinitas perawatan kulit yang baik. Di lain waktu, kamu perlu menemui dokter kulit untuk mendapatkan panduan khusus dan mungkin obat resep. Langkahnya adalah:

Temukan pembersih yang lembut

Mungkin sulit untuk memilah semua bahan perawatan kulit dalam produk yang ada di pasaran saat ini, namun mengetahui apa yang harus dihindari sama pentingnya dengan mengetahui apa yang harus digunakan.

Saat jerawat muncul, jangan buru-buru ke toko obat untuk membeli produk pengobatan jerawat yang tersedia di pasaran, karena dapat menyebabkan lebih banyak iritasi pada kulit. Meskipun produk-produk tersebut dapat membantu remaja, yang kulitnya masih berminyak dan masih kenyal, produk-produk tersebut mungkin terlalu mengeringkan kulit yang menua.

Jadi, apa yang harus dicoba?

“Pilih pembersih lembut yang mengandung asam alfa atau beta hidroksi, seperti asam glikolat atau asam salisilat,” saran Zamborsky. “Jika produk yang dijual bebas tidak berhasil untukmu, temui dokter kulit untuk mendapatkan solusi resep.”

Mintalah bantuan dokter kulit

Dokter kulit akan memeriksa jerawat untuk mengidentifikasi penyebab utamanya, dan dari sana, mereka akan menentukan pengobatan yang ditargetkan untuk mengatasi masalahnya.

“Jika penyebabnya hormon, dokter dapat mengobatinya dengan terapi hormonal, meresepkan obat kontrasepsi oral umum, atau obat seperti spironolakton,” kata Zamborsky. “Jika jerawatnya parah, dokter juga dapat mempertimbangkan resep oral alternatif.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/20/184000720/jerawat-di-usia-dewasa-penyebab-dan-pengobatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke