Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelola Menopause, Hidup Nyaman

Kompas.com - 01/04/2008, 19:02 WIB

PARA WANITA yang menghadapi datangnya "menopause" perlu mengelola datangnya masa tersebut dengan baik guna lebih meningkatkan kualitas hidup.
     
"Meski menopause, jika mempunyai kualitas hidup baik, akan mempunyai harapan hidup baik pula," kata Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia (Permi) Cabang Jawa Timur, Prof dr H Soehartono Ds SpOG KFER, dalam media edukasi mengenai Menopause dan Kualitas Hidup, di Surabaya, Selasa.
     
Menopause, katanya, merupakan proses alami dan tidak bisa diubah. Seorang wanita ketika mengalami menopause akan mengalami sejumlah perubahan biologis.
     
Secara khusus, lanjutnya, dapat dilihat pada menurunnya secara tajam fungsi ovarium (mulut rahim) yang bisa menurunkan produksi hormon seks, khususnya estrogen.
    
Selain itu, amenorrhea atau terhentinya menstruasi secara permanen merupakan tanda berakhirnya kemampuan wanita untuk mempunyai anak, dan hal ini berakibat stres secara psikologis pada sejumlah wanita.
     
Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini, pre-menopause (mulai usia 48 tahun), perimenopause (50 tahun) dan post menopause (di atas 52 tahun), umumnya mengalami gejala pendek (klimakterik) yang ditandai dengan gejolak panas, haid tidak teratur, jantung berdebar dan nyeri saat berkemih.
     
Gejala lainnya, ditandai dengan tulang keropos atau osteoporosis, pikun serta stroke. Karena itu, ia menyarankan, menghadapi masa menopause perlu dikelola dengan baik, agar mampu meningkatkan kualitas dan harapan hidup.
     
Soehartono mengemukakan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala yang mungkin timbul terkait datangnya masa menopause yakni dengan Terapi Sulih Hormon (TSH).    
     
TSH adalah terapi untuk meningkatkan hormon estrogen dengan kombinasi Drosperinon (DRSP). "Seseorang yang menopause, akan mengalami penurunan hormon estrogen. Dengan meningkatkan hormon estrogen melalui TSH, akan mengatasi sindrom pada wanita menopause," katanya.
     
Ia menambahkan, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan terganggunya kondisi tubuh membuat penduduk di Jatim rawan menopause dini (menopause berusia kurang dari 45 tahun). Di Jatim sekitar 4-6 juta dari 38 juta jumlah penduduknya telah mengalami menopause, dan sedikit sekali yang mengalami menopause dini.

Source : Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com