Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menang karena SBY, "Warning" bagi Demokrat

Kompas.com - 10/04/2009, 08:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat boleh berpuas hati. Perolehan suaranya pada pemilu legislatif tahun ini mengalami kenaikan signifikan, bahkan hampir tiga kali lipat dibandingkan Pemilu 2004. Pada pemilu lima tahun lalu, sebagai pendatang baru, Demokrat meraih suara sekitar 7 persen. Pada Pemilu 9 April, menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Demokrat memperoleh suara di 20-21 persen.

Kepuasan tak bisa membuai partai pimpinan Hadi Utomo itu. Sejumlah peneliti dan pengamat melihat, kemenangan Demokrat lebih disebabkan karena faktor ketokohan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI, yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Kemenangan Demokrat dinilai bukan karena kekuatan mesin partai ataupun calegnya. Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, berpandangan caleg-caleg PDI Perjuangan dan Golkar sebenarnya lebih memiliki kekuatan dibandingkan caleg Demokrat.
"Caleg Demokrat tidak memiliki brand equity dibandingkan ketokohan SBY. Jadi, kemenangan Demokrat ini sangat bergantung kepada SBY," ujar Burhanuddin kepada Kompas.com, Kamis (9/4) malam.

Ketergantungan yang besar pada figur SBY, menurut Burhanuddin, harus menjadi warning (peringatan) bagi Demokrat. Sebab, pada pemilu lima tahun mendatang, Demokrat tak bisa lagi mengandalkan SBY.

"Jadi, kalau mau dijadikan evaluasi, kemenangan kali ini menjadi warning alam untuk Demokrat agar segera melakukan kaderisasi untuk pemilu berikutnya, tahun 2014," ujar Burhanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com