Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurus, tapi Kolesterol Tinggi?

Kompas.com - 28/08/2009, 18:18 WIB

KOMPAS.com — Seringkah kita berpikir bentuk tubuh kini sudah ideal, cukup ramping, meskipun agak berlemak di sana-sini? Bila ya, sebaiknya Anda tidak cepat puas. Jangan pula lantas berhenti berolahraga. Simak dulu fakta yang dimuat di majalah Prevention ini.

Mayo Clinic melakukan penelitian terhadap 1.101 relawan wanita, yang rata-rata berumur 41 tahun. Hasilnya, 54 persen relawan dinyatakan masuk kategori "normal weight obese". Artinya, mereka memiliki bobot tubuh dalam batas normal, belum termasuk obesitas. Tetapi, kadar kolesterol mereka justru mencapai 30 persen di atas normal.

Kondisi kolesterol tinggi ini membuat mereka punya risiko yang sama seperti para wanita obesitas. Kerentanan mereka terhadap gangguan metabolisme pun meningkat hingga 4 kali lipat, sementara kadar trigliserida melonjak 2 kali lipat dari normal. Plus, kemungkinan mereka memasuki tahap pra-diabetes naik hingga 3 kali lipat. Ditambah lagi, tekanan darah melonjak sampai 20 persen.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Memang, orang yang mengalami overweight, atau kelebihan berat badan, lebih memiliki kecenderungan kolesterol tinggi. Hal ini sering kali membuat orang yang langsing menjadi kurang waspada dengan lemak jenuh (lemak hewani) dan lemak trans (lemak cair seperti minyak) yang mereka konsumsi, apalagi kolesterol yang tinggi sering kali tidak menampakkan gejala-gejala tertentu. Namun, penting untuk diingat, tak seorang pun bisa makan apa pun yang mereka inginkan, dan membuat tubuh mereka tetap sehat.

Perlu Anda ketahui, hanya 20 persen kolesterol yang datang dari makanan yang Anda konsumsi. Sisanya diproduksi oleh tubuh secara alami. Cara pengukuran terbaik adalah dengan mengunjungi klinik kesehatan dan meminta dilakukan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol. Siapa pun yang berusia di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan tes darah secara rutin setidaknya setiap lima tahun. Bawa hasilnya ke dokter untuk dievaluasi, kemudian menentukan langkah yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki kadar kolesterol yang tinggi. Langkah pertama yang penting tentunya memerhatikan asupan makanan, dan mulai berolahraga. Tambahkan latihan kardio dan kekuatan ke dalam menu olahraga sehari-hari agar kolesterol lebih cepat turun. Bagi sebagian orang, diet dan olahraga saja tidak cukup untuk mengurangi tingkat kolesterol mereka, lho. Mengapa begitu?

Wanita yang belum menopause biasanya dilindungi dari kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi karena hormon estrogen pada wanita cenderung meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Namun, tingkat kolesterol cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Akibatnya, wanita di usia menopause mungkin akan mendapati bahwa pola makan yang baik dan olahraga secara rutin tidak cukup untuk menahan angka kolesterol mereka.

Anak-anak, khususnya yang memiliki sejarah dengan penyakit jantung, juga bisa memiliki kolesterol tinggi. Bukti-bukti menunjukkan bahwa anak-anak ini mempunyai risiko lebih tinggi mengembangkan penyakit jantung saat dewasa. Kurangnya aktivitas fisik, terus-menerus makan makanan enak, dan tentunya genetik bisa memengaruhi kadar kolesterol pada anak. Orangtua dapat membantu anak-anak menerapkan pola makan yang sehat dengan menyajikan makanan berkadar lemak jenuh rendah, begitu juga lemak trans dan kolesterol. Lakukan olah fisik setidaknya 60 menit beberapa kali seminggu, dan hindari produk-produk tembakau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com