Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Ibu Menuntut Pendidikan Seks

Kompas.com - 30/05/2010, 19:49 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Yayasan Drupadi di Bekasi menuntut Kementerian Pendidikan menerapkan pendidikan seks sejak dini kepada siswa di seluruh sekolah.

"Di Kabupaten Bekasi, setiap tahun terjadi dua kasus kehamilan di luar nikah," ujar Ketua Yayasan Drupadi, Agustian, di sela acara penanggulangan bahaya narkoba dan penyakit alat reproduksi bagi remaja, di Perumahan Villa Mutiara Gading, Tarumajaya, Minggu (30/5/2010).

Agustian tak punya data pasti soal jumlah remaja yang melakukan seks bebas. Namun, dia kerap mendapati kasus itu di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Tarumajaya.

"Dilatar belakangi atas keprihatinan itu maka warga sekitar Villa Mutiara Gading, Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, mengadakan acara penyuluhan ini," katanya.

Sementara itu, Koordinator Program Kesehatan Reproduksi Remaja dari Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia), dr Agung Witjaksono, mengaku kerap menangani kasus kehamilan remaja di luar nikah per tiga bulan sekali di wilayah setempat.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang paling membahayakan akibat seks bebas. Yaitu, bahaya penyakit kelamin, dan tertular HIV/AIDS.

"Penyakit sifilis paling mendominasi jenis penyakit akibat seks bebas di kalangan remaja. Penyakit itu bisa diketahui melalui uji laboratorium melalui pemeriksaan serologis terhadap darah atau tes Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)," katanya.

Penyakit Sifilis, kata dia, dibagi ke dalam beberapa stadium, yakni primer, sekunder, dan tersier. Obatnya sudah ada tetapi sulit dan relatif mahal. Harganya, mencapai ratusan ribu hingga Rp 1 juta.

Dikatakan Agung, salah satu indikator penyebab terjadinya kasus tersebut karena masih banyak sekolah yang belum menganggap penjelasan soal pendidikan seks terutama bahaya seks bebas adalah hal penting.

"Padatnya kurikulum sekolah, membuat guru tidak memiliki waktu luang untuk menjelaskan bahaya seks bebas kepada siswanya. Tidak seperti 10 atau 15 tahun lalu, di sela pelajaran guru SMA sempat memberi pemahaman sex education kepada siswanya," kata Agung.

Acara yang dihadiri sekitar 200 remaja dari Karang Taruna dan siswa se-Kecamatan Tarumajaya itu dikemas dengan pagelaran musik dan tanya jawab.

Menanggapi kegiatan itu, Bramarvy Munajat (34), warga setempat, mengaku sangat mendapatkan banyak manfaat melalui acara tersebut dalam rangka menambah pengetahuan orang tua dan remaja terhadap bahaya pergaulan bebas.

"Kami jadi tahu bagaimana ciri anak yang terkena Narkoba, dampak dari seks bebas di kalangan anak remaja, dan cara mendidik anak yang benar sesuai tuntunan agama dan hukum yang berlaku," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com