Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Nyamuk Nakal

Kompas.com - 31/10/2010, 04:09 WIB

Pada musim hujan, mulai banyak ditemukan beberapa teman terkena demam.

 

Demam yang biasa ditemukan pada musim ini biasanya demam malaria, demam berdarah dengue, ataupun demam chikungunya.       

Agak membingungkan juga karena ketiga-tiganya sama-sama disebarkan oleh gigitan nyamuk. Apa beda dari ketiga penyakit demam itu kalau begitu?

 

Malaria berasal dari bahasa Italia, yang artinya udara buruk atau udara dari paya-paya atau rawa-rawa. Penyakit malaria memang ditularkan oleh nyamuk yang biasa hidup di rawa-rawa.

Adalah Dr Ronald Ross (1897) yang menemukan adanya parasit di dalam perut nyamuk sebagai penyebab penyakit malaria.

Untuk membuktikan hal itu, ia merelakan dirinya untuk digigit nyamuk yang mengandung bibit penyakit malaria tersebut sehingga orang-orang pun percaya.

Sementara demam berdarah dengue dalam ilmu kedokteran dinamakan dengan Dengue Hemorragic Fever.

Dengue adalah sebutan untuk virus, sedangkan hemorragic artinya ada darah yang keluar dari pembuluh darah dan fever adalah demam.

Disebut demam karena ada peningkatan suhu badan di atas normal. Saat penyakit ini ketika baru muncul (abad ke-18) belum merupakan penyakit yang berbahaya.

Baru pada tahun 1954 penyakit ini menjadi penyakit yang berbahaya akibat terjadi mutasi pada virus tersebut.

Adapun chikungunya adalah sebutan untuk orang yang terkena suatu penyakit demam yang sampai bongkok jalannya.

Orang yang terserang penyakit ini mengalami ngilu sendi hingga jalan pun sampai terbongkok-bongkok. Karena itu, penyakit ini dinamakan chikungunya yang artinya bongkok.

Chikunguya berasal dari bahasa Shawali (daerah di Afrika Timur), tempat awal ditemukan penyakit chikungunya.

 

Demam malaria disebabkan oleh parasit (makhluk hidup yang hidupnya menumpang dan merugikan yang ditumpangi) yang bernama plasmodium.

Ada empat jenis plasmodium, yaitu falciparum, malariae, oval, dan vivak. Setiap jenis plasmodium penyebab demam malaria ini mempunyai tingkat keganasan yang berbeda-beda.

Adapun demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue. Virus ini juga memiliki empat macam tipe yang diberi nomor den-1, den-2, den-3, dan den-4. Virus ini bersifat self limiting virus atau akan mati sendiri (setelah tujuh hari).

Sifat lain virus ini tidak menyebabkan kekebalan. Maksudnya, apabila pernah terserang demam berdarah oleh virus den-1, ia hanya kebal oleh tipe virus tersebut saja, tetapi tidak untuk tipe-tipe yang lainnya.

Adapun demam chikungunya disebabkan oleh virus keluarga Togaviridae Genus alphavirus..

 

Jenis nyamuk apa saja yang menjadi perantara ketiga demam tersebut?

Demam malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk anofeles, yang kalau menggigit posisi tubuhnya nungging.

Sementara demam berdarah dengue ditularkan oleh gigitan Aedes aegypti. Nyamuk ini disebut nyamuk mesir karena awalnya hanya dikenal di Mesir. Selain nyamuk Aedes aegypti, demam dengue bisa disebabkan oleh Aedes albopictus dan Aedes polynesiensis.

Adapun demam chikungunya bisa ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Nyamuk lain yang bisa menyebabkan demam berdarah dengue adalah nyamuk Culek fatigons dan Anopheles gambiae.

 

Demam malaria ditandai dengan adanya serangan menggigil, demam dan berkeringat. Serangan ini akan terulang dalam waktu tertentu, yaitu bergantung pada berkembangnya generasi baru parasit tersebut dalam tubuh penderita.

Demam malaria yang paling serius adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.

Sementara demam malaria yang tergolong ringan adalah yang disebabkan oleh Plasmodium ovale, yang biasanya akan diakhiri dengan kesembuhan spontan.

 

Demam berdarah dengue ditandai dengan adanya demam (yang mendadak dan tinggi) yang bila tidak cermat bisa dikira demam biasa.

Gejala yang lebih khusus sebagai petunjuk demam berdarah dengue adalah demam diikuti dengan munculnya bercak merah di bawah lapisan kulit dan penurunan jumlah trombosit (zat pembeku darah). Bila tidak segera diatasi, nadi melemah dan tekanan darah tak terukur.

 

Adapun demam chikungunya juga ditandai dengan demam tiba-tiba disertai linu persendian sehingga susah digerakkan. Penderita biasanya kesulitan berjalan ataupun susah memegang.

Penyakit ini tidak menyebabkan kematian. Rasa nyeri di tulang juga tidak menyebabkan kelumpuhan.

Karena tidak ada obat khusus untuk penyakit ini, maka obat yang diberikan hanya untuk menghilangkan gejala penyakitnya saja, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam.

Rasa ngilu pada demam chikunguya masih dirasakan penderitanya hingga beberapa minggu kemudian.

 

Ada daerah yang dinamakan endemis malaria atau daerah di mana sering dijumpai penderita penyakit malaria.

Di daerah ini nyamuk anofeles sudah mengandung bibit penyakit malaria (indigenus), misalnya nyamuk yang ditemukan di pegunungan atau daerah yang berawa-rawa.

Contoh daerah yang endemis malaria adalah kota Mungkid di Magelang, Jawa Tengah.

Adapun daerah yang berawa contohnya adalah daerah-daerah yang ada di Kalimantan atau Papua.

Maka, kadang kita mendengar ada orang yang berkunjung ke kedua daerah tersebut terserang demam malaria.

Sementara untuk demam berdarah dengue lebih sering berjangkit di kota besar seperti Jakarta daripada di desa-desa.

Penyebab utamanya, di kota banyak ditemukan genangan air bersih pada wadah-wadah terbuka, seperti bak mandi, tempayan, kaleng, dan ban bekas.

Selain itu, nyamuk Aedes aegypti yang mencari mangsa di siang hari tidak suka pada air kotor atau yang langsung menyentuh dengan tanah.

Nyamuk ini juga suka pada tempat-tempat yang teduh (bukan gelap), seperti di pepohonan tanaman hias yang terlalu rimbun.

 

Ruminto Penulis Lepas, Tinggal di Kebumen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com