Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sondang Mahasiswa Aktivis Marhaen

Kompas.com - 10/12/2011, 05:52 WIB

Jakarta, Kompas - Pelaku aksi bakar diri di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/12), ternyata seorang mahasiswa aktivis bernama Sondang Hutagalung (22).

Sondang adalah mahasiswa Angkatan 2007 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Karno, yang juga Ketua Himpunan Advokasi Studi Marhaenis Muda untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia (Hammurabi), yang menjadi salah satu komunitas Sahabat Munir.

Pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi soal ini, tetapi pihak keluarga sudah memastikannya. ”Saya yakin itu dia (Sondang),” kata Herman Hutagalung, kakak Sondang.

Keyakinan itu didasarkan pada pengamatan keluarga terhadap pakaian dan sepatu yang dikenakan pemuda yang dirawat tersebut. Selain itu, saat keluarga membisikkan nama mereka, Sondang yang tidak bergerak ternyata menitikkan air mata.

Sondang adalah bungsu dari empat bersaudara, anak Victor Hutagalung dan Dame Sipahutar. Victor sehari-hari bekerja sebagai sopir di salah satu perusahaan taksi, sedangkan Dame adalah ibu rumah tangga. Mereka tinggal di Pondok Ungu, Bekasi.

Alat bantu pernapasan

Kondisi Sondang, hingga Jumat pukul 22.00, masih kritis akibat menderita luka bakar 97-98 persen. Ia masih dirawat intensif di Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

Menurut Direktur Utama RSCM Akmal Taher, yang dihubungi pukul 20.15, kondisi Sondang tetap seperti semula. ”Tim dokter memberikan pertolongan maksimal. Ia mendapat seluruh sistem pendukung lewat infus, juga alat bantu napas,” kata Akmal.

Sementara itu, untuk memastikan identitas Sondang, pihak kepolisian akan melakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA). Ada keluarga yang diminta menjalani tes DNA di Disaster Victim Identification Indonesia di Kedokteran Kepolisian, Jakarta.

Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol belum berhasil dikonfirmasi terkait dengan hasilnya.

Aktif berunjuk rasa

Anggota staf Divisi Advokasi pada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Chrisbiantoro, mengatakan, Sondang dikenal aktif dalam unjuk rasa dan diskusi di kampus. ”Aktivis Hammurabi kerap berkumpul di Kontras untuk berdiskusi,” kata Chrisbiantoro.

Meskipun demikian, sepengetahuan dia, saat berunjuk rasa, Sondang belum pernah bertindak ekstrem dalam mengekspresikan diri. Sondang lebih sering melakukan aksi teatrikal.

Menurut Kontras, tiga hari sebelum membakar diri, Sondang menitipkan identitas dan telepon seluler kepada seseorang. Satu bulan sebelumnya, Sondang juga mengirim pesan singkat melalui telepon seluler kepada rekan aktivis di Kontras, yang berisi ingin menitipkan Hammurabi.

”Kami tidak mengerti maksud pesan itu sampai identitas pelaku aksi bakar diri diketahui,” kata Chrisbiantoro.

Di kalangan teman sekampus, Sondang juga dikenal aktif dalam kegiatan diskusi dan sosial. Pemuda ini juga dipandang sebagai mahasiswa cerdas, berpengetahuan luas, dan mudah bergaul.

Singkaro (23), teman satu jurusan dan satu angkatan dengan Sondang, kemarin, datang ke RSCM untuk menjenguk rekannya. ”Sudah dua bulan Sondang tidak terlihat di kampus,” ujarnya.

Pesan untuk Istana

Aksi membakar diri oleh Sondang mengundang keprihatinan para aktivis dan mahasiswa. Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Jaringan Kampus menggelar aksi damai, doa bersama, dan renungan di depan RSCM hingga Jumat malam.

Jaringan Kampus yakin tindakan Sondang membakar diri membawa pesan penting, yaitu keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Lokasi aksi di depan Istana Negara menunjukkan keyakinan bahwa tempat tersebut merupakan sumber masalah bangsa.

”Kami akan terus menggalang dukungan dan menuntut pemerintah meminta maaf kepada rakyat,” kata Deny Ardiansyah, mahasiswa Universitas Bung Karno.

(BRO/RTS/ATK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com