Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2012, 17:46 WIB

KOMPAS.com - Kesuksesan komersialisasi Valentine berbuntut kontrovesi pada perempuan dan laki-laki.  Meski berbagai serbuan iklan mengundang pasangan untuk merayakan Valentine, baik dengan memberikan bunga atau coklat kepada pasangan, hingga berbagai acara digelar, hari kasih sayang dimaknai berbeda oleh perempuan dan laki-laki. Banyak pria berpikir bahwa Valentine adalah harinya perempuan, meskipun kaum pria juga mengaku bahwa ia butuh dimanjakan di hari kasih sayang ini.

Situs untuk pasangan, Tokii mengadakan riset untuk mencari tahu seperti apa perempuan dan laki-laki memandang hari kasih sayang. Alhasil, Tokii mendapatkan statistik yang menunjukkan ternyata Valentine menjadi kontroversi bagi pasangan. Tak semua orang ingin merayakannya, atau bahkan mulai lupa. Memanfaatkan momen Valentine untuk melamar atau menikah juga dianggap klise, 63 persen perempuan menyetujuinya, dan 69 persen laki-laki sepakat dengan pernyataan ini. Valentine tak melulu identik dengan romantisme. Bunga juga bukan lagi menjadi representasi Valentine, meski 45 persen pria masih memilih hadiah bunga saat Valentine, namun hanya empat persen perempuan yang merespons positif pemberian bunga saat Valentine.

Berikut hasil statistik lainnya mengenai Valentine dari survei pembaca Tokii secara online pada Januari 2012 lalu:

* Tak penting bagi pria, bermakna bagi perempuan. Ada 37 persen perempuan yang meyakini bahwa hari Valentine tidak penting bagi pasangannya, sedangkan hanya lima persen pria yang berpendapat demikian. Artinya, hari kasih sayang lebih bermakna bagi kaum hawa. Hal ini didukung dengan data, 25 persen pria berpikir bahwa Valentine adalah momennya perempuan. Tak demikian dengan perempuan yang berpikir Valentine bukan hanya untuk dirinya, hanya 19 persen perempuan yang berpendapat demikian.

* Perempuan kecewa, pria tidak. Kalau pasangan lupa hari Valentine, pihak perempuan lah yang paling merasa kecewa. Survei ini menunjukkan 37 persen pria berpikir bahwa pasangannya akan kecewa jika ia melupakan momen Valentine. Sementara hanya 13 persen perempuan yang merasa pasangannya akan kecewa jika ia melupakan Valentine. Dengan kata lain, bagi pria, tak masalah jika pasangannya lupa akan Valentine, tapi jangan berpikir hal yang sama akan terjadi pada perempuan.

* Seks dan memanjakan diri. Meski pria boleh jadi tak menganggap istimewa momen Valentine, uniknya, 45 persen pria mengaku merasa perlu dimanjakan di hari kasih sayang ini. Sedangkan, hanya 19 persen perempuan mengaku demikian. Pria, 25 persen, juga mengaku penting bagi pasangan berhubungan seks saat Valentine, dan hanya 11 persen perempuan berpikir demikian. Perempuan lebih menyukai berbagai hal berhubungan dengan romantisme saat Valentine, baik perlakuan romantis dari pasangannya atau hal lainnya, 52 persen perempuan mengakui hal ini, dan hanya 16 persen pria yang menginginkan romantisme.

Menurut psikoterapis dan konselor hubungan berpasangan, Dr Erica Goodstome, perempuan lebih peduli pada relasi pasangan. Inilah yang membuatnya lebih memerhatikan berbagai hal secara mendetil. Perempuan akan merasa tidak dicintai, tidak dihargai, tak diakui jika tidak menerima hadiah atau perlakukan istimewa saat Valentine.

Di sisi lain, pria meski mengaku tak antusias merayakan Valentine, namun keinginannya untuk dimanjakan pasangan berbanding terbalik dengan sikapnya tersebut. "Faktanya, pria juga merasa ingin dibutuhkan, dimanjakan. Valentine dapat menjadi salah satu kesempatan pasangan untuk meningkatkan kualitas hubungan," kata David Simonsen MS, LMFT dari Creative Solution Counceling.

Bagaimana Anda memaknai Valentine, merayakan atau tidak, apakah momen ini punya makna khusus untuk Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com