Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Punya Peluang Mengabdi pada Bangsa

Kompas.com - 22/02/2012, 13:55 WIB

KOMPAS.com - Kesenjangan pelayanan kesehatan di Indonesia adalah sebuah realita. Di seluruh negeri, hanya pulau Jawa, terutama Jakarta, saja yang memiliki fasilitas kesehatan cukup baik. Para dokter muda juga lebih suka praktik di kota besar.

Pada tahun 1950, jumlah dokter di Indonesia baru 2.500 orang, kemudian meningkat menjadi 5.000 orang di tahun 1968. Hari ini mungkin ada puluhan ribu dokter.

"Hal itu juga yang menyebabkan dokter menjadi profesi yang elit. Di masyarakat posisi dokter sangat mulia, tetapi di posisi tinggi ini dokter seharusnya siap mengambil peran sebagai pendorong perubahan bagi masyarakat," kata Prof. Anies Baswedan, dalam orasi ilmiah Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bertajuk Dokter untuk Bangsa di Jakarta (22/2/2012).

Anies menyebutkan, pada awal berdirinya Republik Indonesia, para dokter-dokter adalah kelompok yang memulainya pergerakan nasional. "Mereka mau mengoptimalkan profesinya untuk mendorong perubahan," kata rektor Universitas Paramadina itu.

STOVIA atau kini dikenal sebagai FKUI, lanjut Anies, telah melahirkan banyak pahlawan nasional, seperti Abdul Rivai, Wahidin Soedirohoesodo, Tjipto Mangunkusumo, Radjiman Wedyodiningrat, dan masih banyak lagi. Peran mereka tak sebatas dalam kemanusiaan tapi juga menggelorakan semangat rakyat.

Bila para pahlawan bangsa mengorbankan nyawanya untuk negeri, Anies mengajak FKUI untuk meneruskan mandat para pendahulunya tersebut dalam hal pengabdian pada masyarakat.

"Secara konstitusional peran menyehatkan masyarakat ini memang tanggung jawab negara, tetapi secara moral ini adalah tanggung jawab mereka yang sudah dididik ilmu kesehatan masyarakat, yakni para dokter," katanya.

Sebagai profesi yang memiliki efek besar dalam masyarakat, menurut Anies, para dokter seharusnya menjawab panggilan pengabdian kepada bangsa dengan terjun ke daerah-daerah pelosok. "Jangan anggap itu sebagai pengorbanan, tapi kehormatan yang hanya dimiliki segolongan orang," ujar penggagas Indonesia Mengajar itu.

Dr. Ratna Sitompul, Sp.M (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam orasinya juga menyebutkan bahwa dokter bukan hanya dituntut untuk pintar dan terampil, tapi juga punya semangat pengabdian dan kecintaan pada kemanusiaan.

"Dokter berasal dari bahasa latin docere yang berarti mendidik. Ini berarti tugasnya bukan cuma mengobati tapi juga mendidik pasien, keluarga pasien, dan masyarakat akan kesehatan," katanya. Ia menambahkan, para dokter sebenarnya berhutang kepada negara yang sudah memberikan subsidi bagi pendidikan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com