Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salahkan Perempuan yang Jadi Korban

Kompas.com - 07/03/2012, 12:19 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komnas Perempuan, Arimbi Heroepoetri, menyayangkan pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang seperti menyalahkan perempuan yang menggunakan rok mini sehingga mengakibatkan terjadinya pelecehan seksual ataupun pemerkosaan.

Sebagai seorang pejabat publik, Marzuki dianggap tak pantas mengeluarkan pendapat demikian. Perempuan, kata Arimbi, adalah korban yang seharusnya tidak disalahkan. "Sebagai pejabat publik, tidak pantas mengungkapkan seperti itu. Tidak ada perempuan yang mau jadi korban pelecehan seksual. Pakaian tidak ada hubungan dengan kekerasan seksual," ujar Arimbi di kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Menurutnya, tak ada yang tahu kapan kekerasan maupun pelecehan seksual akan terjadi pada perempuan. Hasil pemantauan Komnas Perempuan, kata Arimbi, menunjukkan bahwa perkosaan dan pelecehan seksual bisa dialami oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Berpakaian sopan sekali pun, tetapi jika ada yang menganggap perempuan sebagai obyek seks, maka pelecehan bisa saja terjadi.

"Perkosaan terjadi karena relasi yang tidak setara antara perempuan dan laki-laki, termasuk dengan menganggap perempuan sebagai obyek seks. Tua muda, pakai rok mini, atau rok panjang, tidak bisa menjadi alasan perempuan dapat pelecehan seksual. Pakai baju ketat atau tidak ketat bisa saja dapat pelecehan. Penafsirannya tidak bisa seperti itu," jelasnya.

Ia memperingatkan agar Marzuki Alie tidak mengulangi lagi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang sempat memojokkan dan menyalahkan perempuan yang berpakaian minim sehingga mengundang pelecehan seksual. Hal ini, kata dia, sangat menyakiti perasaan perempuan korban pelecehan seksual maupun pemerkosaan.

"Perempuan di sini menjadi korban, tapi masih disalahkan. Pak Marzuki jangan sampai seperti Foke yang menyalahkan perempuan dalam berpakaian. Sudah jadi korban, masih disalahkan dan dipojokkan," ujarnya.

Sebelumnya, Marzuki menanggapi hal tersebut setelah adanya rencana pihak Sekretariat Jenderal DPR yang mengatur pakaian di lingkungan DPR. Langkah itu menyusul banyaknya orang yang berpakaian mencolok di lingkungan DPR. Marzuki mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang orang dalam berpakaian. Namun, kata politisi Partai Demokrat itu, sebaiknya perempuan menggunakan pakaian yang sesuai kultur bangsa Indonesia.

Pernyataan Marzuki itu mengingatkan kepada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke yang meminta perempuan tidak mengenakan rok mini di dalam angkot agar terhindar dari aksi pemerkosaan di dalam angkot. Setelah dikritik banyak pihak, Foke akhirnya meminta maaf dan meralat pernyataannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com