Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPI Glayem Berhenti Beroperasi

Kompas.com - 15/03/2012, 22:13 WIB
Rini Kustiasih

Penulis

INDRAMAYU, KOMPAS.com — Tempat Pelelangan Iklan (TPI) Glayem di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berhenti beroperasi karena cuaca buruk sepekan terakhir. Akibatnya, TPI ini merugi sekitar Rp 300 juta.

Suasana sepi ditemui di TPI Glayem, Kamis (15/3/2012). Ratusan perahu nelayan berhenti di muara sungai, karena angin kencang tak memungkinkan mereka melaut. Aktivitas pelelangan ikan dalam enam hari terakhir berhenti karena tak ada suplai ikan dari nelayan.

"Rata-rata nilai transaksi pelelangan ikan di TPI Glayem Rp 50 juta per hari. Ini sudah enam hari tak melaut," kata Dedi Aryanto, Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Sri Mina Sari TPI Glayem.

Dedi yang memiliki tiga perahu berbobot 5 gross tonnage (GT), bahkan sudah didatangi oleh para nelayannya. Nelayan mulai meminjam uang  untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Rata-rata satu nelayan sudah meminjam Rp 200.000," kata juragan 21 anak buah kapal (ABK) ini.

Tarlim (36), nelayan Juntinyuat, mengatakan, ia harus berutang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kepada juragan pemilik perahu, ia utang Rp 50.000 per hari.

"Kalau tidak utang, dari mana saya membeli beras dan memberi uang saku anak sekolah," katanya.

Dalam kondisi normal, nelayan Juntinyuat mendapatkan Rp 20.000-Rp 30.000 per hari.

Effendi, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, yang membawahi wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan, mengatakan, cuaca buruk di wilayah pantai utara Jabar diperkirakan akan berlangsung sampai seminggu ke depan.

Cuaca buruk di pantura dipicu oleh adanya tekanan udara yang rendah di wilayah selatan Pulau Jawa, atau kawasan di atas Australia. Kondisi itu mengakibatkan massa udara dari utara mengalir ke selatan.

Tarikan udara yang kuat itu menimbulkan angin kencang dengan kecepatan 10-20 knot atau setara dengan 20-40 kilometer (km) per jam. "Angin kencang ini memicu gelombang tinggi di Laut Jawa," kata Effendi.

Menurut catatan BMKG Jatiwangi, ketinggian gelombang di bagian tengah Laut Jawa mencapai 4-5 meter. Adapun di wilayah pesisir Laut Jawa ketinggian gelombangnya 2-3 meter. Kondisi ini akan tetap bertahan sampai ada keseimbangan tekanan udara di wilayah selatan Pulau Jawa.

"Dalam kondisi ini sebaiknya nelayan tak memaksakan melaut, sebab berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan," ujar Effendi.

Sementara itu, seorang nelayan hilang di wilayah perairan Bondet, Gunungjati, Kabupaten Cirebon, hingga kini belum ditemukan. Perahunya terbalik karena gelombang tinggi saat melaut bersama tiga nelayan lain, Selasa (13/3/2012) lalu. Tiga nelayan temannya berhasil selamat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com