Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Pasangan Tak Lagi Narsistis

Kompas.com - 02/07/2012, 08:13 WIB

KOMPAS.com — Julia Sokol dalam buku Help! I'm in Love with a Narcissist menuliskan ada beberapa ciri sikap naristis yang ditemukan pada pasangan, dan itu berpotensi membuat hubungan tidak bahagia. Kalau Anda menemukannya dalam diri Anda atau si dia, segera lakukan perubahan sikap, jika ingin hubungan lebih sehat.

Berikut empat sikap narsistis pada pasangan, dan cara mengubahnya.

1. Segalanya serba "Aku".
Virus narsistis bisa menyerang siapa saja. Salah satu ciri yang paling mudah dikenali adalah lebih senang bercerita tentang diri sendiri tanpa menanyakan "kabar" lawan bicara. Pada pasangan, sikap ini berisiko membuat si dia bosan dan bisa saja pasangan mencari teman curhat lain karena merasa tak nyaman jika bicara dengan Anda.

Bila Anda yang narsistis:
Waktunya untuk memulai obrolan lebih hangat dengan menanyakan kabar si dia setiap kali bertemu. Dengarkan ceritanya dan berikan tanggapan.

Bila si dia yang narsistis:
Biarkan si dia tahu kapan giliran Anda bercerita. Misalnya dengan berkata, "Ada hal yang mau aku ceritakan, tolong beri tanggapan ya." Narsistis bukan berarti jahat dan tak mau mendengar cerita orang lain. Hanya, sikap ini memang membuat seseorang senang sekali bercerita tentang dirinya sendiri.

2. Sibuk dengan diri sendiri.
Tandanya, ingin selalu terlihat menawan, sering kali terlalu asyik berkaca melihat apakah penampilannya sudah maksimal, atau bagian mana dari tubuhnya yang harus diperhatikan kembali. Saking sibuknya dengan penampilan diri, Anda lupa berterima kasih ketika si dia yang datang jauh-jauh menjemput untuk pergi kencan. Contoh lainnya, karena terlalu panik dengan bad hair day, Anda lupa menanyakan kabarnya hari ini. Bisa jadi si dia juga sedang mengalami hari yang buruk. Alhasil, pasangan merasa tak diperhatikan.

Bila Anda yang narsistis:
Pastikan penampilan sudah oke sebelum pergi kencan, jadi Anda bisa menggunakan waktu di jalan bersamanya untuk berbicara mengenai banyak hal, daripada fokus pada dandanan sepanjang perjalanan.

Bila si dia yang narsistis:
Beri pujian sepantasnya agar ia berhenti melihat kaca atau memuji diri sendiri. Kalau cara ini tak berhasil, katakan saja langsung bahwa sikapnya membuat Anda merasa tak diperhatikan.

3. Lupa berempati.

Narsistis akut bisa membuat siapa pun punya perasaan tidak mau kalah bila sedang adu pendapat (walau sebenarnya ia merasa salah). Ia pun tidak mau meminta maaf terlebih dahulu. Kebanyakan hubungan gagal akibat salah satu pasangan menganggap pemikirannya adalah yang paling benar dan mutlak.

Kalau Anda yang narsistis:
Kunci hubungan langgeng ialah menggabungkan kata "Saya" dan "Kamu" menjadi "Kita". Toleransi untuk menghargai pendapat satu sama lain akan membuat hubungan lebih langgeng.

Kalau si dia yang narsistis:
Tegaskan kepadanya kalau Anda punya kebutuhan sama untuk didengar dan diperhatikan. Bila ia tak juga berubah, maka Anda berdua mungkin perlu mengevaluasi ulang apa yang sebenarnya ia harapkan dari Anda, dan juga sebaliknya agar mencapai kesepakatan bersama.

4. Jarang memuji, gemar mengkritik.
Julia mengatakan, narsistis sama dengan percaya diri ditambah sikap menjatuhkan orang lain. Seseorang yang memiliki sikap seperti ini tanpa sadar terlalu gemar menghakimi. Misalnya, "Aduh, pilihan baju kamu tuh nggak ada yang oke," atau, "Kamu ceroboh banget deh." Sikap atau ucapan seperti ini termasuk perilaku kekerasan verbal dalam berpacaran.

Kalau Anda yang narsis: Jika si dia bersikap menerima saja sikap Anda yang terlalu menghakimi, bukan berarti ia tak sakit hati. Bisa jadi cintanya memang terlalu besar untuk Anda. Tentu Anda tak ingin membuatnya terus-menerus sakit hati, bukan? Sebaiknya hindari penggunaan kalimat yang bersifat menghakimi dan ganti dengan kata-kata yang sifatnya mengatasi masalah. Misalnya, "Kamu akan terlihat lebih keren kalau pakai baju...," atau "Hati-hati dong sayang, nanti kamu yang rugi kalau ceroboh begitu."

Kalau si dia yang narsistis:
Memendam perasaan bukan hal yang baik karena bisa meledak sewaktu-waktu dan hubungan pun rusak karenanya. Bila ada sikapnya yang membuat Anda merasa tak nyaman, utarakan baik-baik di waktu yang tepat, misalnya saat makan malam. Pastikan intonasi suara tidak tinggi dan buatlah suasana seperti sedang curhat dengan teman.

(Majalah chic/Ayunda Pininta Kasih)


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com