Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2012, 10:34 WIB

KOMPAS.com - Ketika tidak ada jogging track atau pusat kebugaran di sekitar rumah atau kantor, orang cenderung memilih untuk berolahraga di mana saja ada tempat. Tetapi jika pilihan Anda adalah jalan raya, kelihatannya Anda perlu berpikir ulang.

Penelitian dari Vrije Universiteit Brussel di Belgia menyebutkan, lalu lintas, kerumunan orang, dan berbagai penghalang yang ditemui di jalanan harus diwaspadai oleh para pelari. Sebab, hal itu akan menimbulkan masalah peradangan yang lebih tinggi, dan kemampuan otak yang menurun. Hal ini disimpulkan oleh Dr Romain Meeusen, kepala Human Physiology and Sports Medicine dari universitas tersebut, setelah membandingkan 15 pelari jalan raya dengan sembilan pelari di kawasan pedesaan.

Tim peneliti meminta para pelari tersebut untuk berjalan dan berlari bergantian selama tiga hari seminggu, antara pukul 12.00 dan 13.30. Selama 12 minggu eksperimen berlangsung, peneliti juga memeriksa tingkat peradangan, kebugaran, dan fungsi kognitif responden. Ternyata, para pelari jalan raya tidak mendapatkan manfaat menguatkan kemampuan otak dari aktivitas yang dilakukannya seperti yang dialami para pelari pedesaan (baca juga: Olahraga Bikin Anda Lebih Cerdas).

"Latihan aerobik dalam lingkungan urban, dengan polusi udara yang dipicu lalu lintas yang padat, meningkatkan peradangan. Berlawanan dengan latihan aerobik di lingkungan pedesaan, performa kognitif tidak membaik," papar Dr Meeusen.

Namun, Profesor Andrew Creswell, juru bicara Exercise and Sports Science Australia, menyarankan agar kita tidak menerima hasil penelitian ini mentah-mentah. Ada banyak alasan mengapa orang-orang di kawasan pedesaan memperoleh hasil uji kognitif yang lebih baik.

"Jelas sekali bahwa berlatih di tengah udara yang segar lebih baik daripada latihan dalam udara yang kualitasnya rendah, dan Anda pasti tidak ingin berlari di sisi jalan bebas hambatan," katanya.

Menurutnya, kurang tepat jika menyarankan masyarakat perkotaan tidak perlu berolahraga karena akan terpapar polusi. Lagipula, tidak semua negara memiliki kualitas udara yang buruk. Di Australia, misalnya, tingkat polusinya tidak cukup tinggi untuk menyebabkan kerusakan. "Namun di suatu tempat di Beijing mungkin saja hal itu tidak disarankan, karena kualitas udara dan kondisi cuacanya kurang mendukung," katanya.

Bagaimana pun juga, olahraga tetaplah memberi pengaruh yang baik bagi fungsi-fungsi otak. Selain itu, karena tubuh memiliki mekanisme pemulihan diri untuk mencegah kerusakan akibat peradangan tersebut, masih lebih baik berolahraga daripada tidak sama sekali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com