Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Saat Tubuh Dikerubuti Semut

Kompas.com - 15/06/2013, 03:19 WIB

Tangisan bayi perempuan itu, Rabu (12/6) malam, membuat Zainul, warga Dusun Prumpon, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terenyak. Ia sempat ragu, benarkah ada tangisan bayi di tepi jalan dusun yang sepi.

Zainul melongok ke semak belukar itu. Dan, ia menemukan bayi berusia tak lebih dari 4 hari dengan berat sekitar 2,8 kilogram. Bayi itu menangis karena tubuhnya dikerubuti semut.

Kepala Polsek Sukodono Ajun Komisaris Besar Redik Tribawanto, Kamis, mengatakan, polisi masih melacak asal bayi itu. Bayi itu ditemukan sekitar pukul 21.45. ”Di sekitar lokasi tidak ada barang untuk perlengkapan bayi. Zainul menemukan bayi itu karena mendengar suara tangisannya dari semak-semak,” paparnya.

Hanya selembar kain panjang yang membungkus bayi itu sehingga Zainul dan warga setempat membawanya ke Polsek Sukodono. Polisi bersama warga selanjutnya membawa bayi itu ke Puskesmas Sukodono sehingga bayi itu bisa diberi perawatan.

Kepala Puskesmas Sukodono Loeki Hiendraningsih mengatakan, bayi itu memerlukan perawatan lebih lanjut karena sempat berada di ruang terbuka, bahkan di tengah semak-semak. ”Kami hanya merawat sementara. Langkah selanjutnya menjadi urusan polisi,” ujarnya.

Redik menambahkan, pihaknya menerjunkan beberapa personel ke beberapa desa untuk mencari perempuan yang baru melahirkan. Lokasi penemuan bayi itu relatif sepi dan jauh dari rumah penduduk.

Polres Ciamis, Jawa Barat, juga tengah menelusuri kasus bayi yang dibuang di Kampung Sikuraja, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis Kota, Rabu lalu. Namun, ketika ditemukan, bayi itu sudah tewas.

”Kami masih menyelidiki keterangan saksi dan penemuan beragam barang bukti di lokasi penemuan bayi itu. Ada beragam motif yang dikantongi, seperti alasan ekonomi atau hasil perkawinan di luar nikah,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ciamis Ajun Komisaris Shohet, di Ciamis, Kamis.

Jenazah bayi perempuan itu ditemukan di dalam kantong plastik warna hitam, lengkap dengan ari-arinya. Bayi seberat 3,5 kilogram dan panjang 48 sentimeter itu ditemukan di sebuah rumah kosong di Jalan Haji Juanda, Sikuraja. Penyebab kematian bayi adalah kehabisan napas. Jenazah bayi itu kini disimpan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.

Shohet mengatakan saat ini masih mendalami keterangan dari Yati dan Arif yang pertama kali menemukan bayi itu untuk mengungkap pelaku dan motifnya. Ia mengharapkan masyarakat membantu memberikan informasi terkait kasus ini.

Koordinator Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Ciamis Vera Filinda menduga bayi yang dibuang itu adalah hasil hubungan di luar nikah. Pelakunya kemungkinan siswa sekolah atau mahasiswa. Motif itu sama dengan tiga kasus serupa yang terjadi di Kabupaten Sumedang, Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tahun 2012-2013.

Di tangan orangtua

Nasib tragis dialami bayi yang dilahirkan Yunita, perempuan asal Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Polres Lombok Tengah, Kamis, menahan Badr Al Ghazal, warga negara Lebanon, yang diduga membunuh bayi yang baru berusia 2 hari. Bayi perempuan itu merupakan hasil pernikahan Badr dengan Yunita.

Kepala Bidang Humas Polda NTB Ajun Komisaris Besar Sukarman Husain, di Mataram, mengatakan, Badr baru beberapa hari di Praya. Kedatangannya atas permintaan Yunita yang ingin meyakinkan warga sekitar yang mempertanyakan ayah dari janin yang dikandungnya. Sabtu malam lalu, Badr dan Yunita dinikahkan oleh keluarga.

Senin lalu, Yunita melahirkan bayinya. Mereka tinggal di hotel.

Yunita pada Rabu petang berada di kamar mandi dan meminta Badr menjaga bayinya. Waktu akan memberikan air susu, ia menemukan bayinya tak bergerak lagi. Badr juga berusaha membungkam mulut Yunita. Yunita berteriak sehingga Badr yang kabur dapat ditangkap warga.

Di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis, Marselina Nogo Liwun (35) dan bayi yang dikandungnya tewas. Mereka diduga terlambat mendapatkan pertolongan untuk persalinan.(KOR/CHE/RUL/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com