Dr. Agustin menyarankan warna-warna terang namun lembut serta tekstur seperti flanel, cahaya redup dan garis-garis melengkung.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa garis melengkung akan menunjukkan transisi dan angle yang tajam.
Kita juga bisa meletakkan benda-benda alam pada sudut tersebut. Misalnya tanaman dan bunga-bungaan.
"Membawa hal-hal alam ke dalam rumah bisa membangun efek psikologis yang kuat," kata desainer interior Rebecca West.
Dr. Agustin menyarankan memilih bunga-bungaan atau bahkan wallpaper bergambar taman atau pohon-pohonan yang bisa memberi efek menenangkan.
Baca juga : Taruh Tanaman di Ruang Kerja Bikin Sehat dan Bebas Stres, Percaya?
5. Lakukan hal-hal sosial
Rumah kita harus menjadi tempat yng nyaman untuk mengundang kerabat. Belilah barang-barang yang bisa menunjang kegiatan sosialisasi, seperti alat pemanggang, papan permainan, dan lainnya.
Pastikan pula ruangan di rumah kita diatur agar memudahkan sosialisasi tersebut.
"Aturlah ruangan agar semua tamu kita bisa ngobrol dengan satu sama lain, tapi juga tetap memberikan desain yang menyegarkan mata," kata Dr. Agustin.
Baca juga : Mengapa Kita Perlu Memiliki Teman?
6. Pencahayaan
Pencahayaan berpengaruh terhadap emosi kita. Jadi, memilih pencahayaan yang tepat untuk ruangan di rumah akan memengaruhi suasana hati kita.
"Pencahayaan redup akan lebih baik untuk bersosialisasi dan relaksasi. Sedangkan pencahayaan biru dan warna dingin tepat untuk mengerjakan sesuatu," ujar Dr. Agustin.
Jadi, warna dingin cocok untuk ruang kerja. Sedangkan warna redup cocok untuk ruang tengah dan ruang makan.
Pada siang hari, buka gorden dan biarkan sinar matahari masuk lewat jendela. Sebab, cahaya alami dipercaya mampu meningkatkan mood kita.
Baca juga : Ingin Pikiran Lebih Tenang? Coba Pakai Lampu Tidur Warna Biru
7. Jaga ruangan tetap bersih