Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pola Diet yang Sesuai dengan Kepribadian...

Kompas.com - 01/05/2018, 14:08 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

4. Pengikut aturan

Apakah kamu tahu persis kapan dan apa yang harus dimakan?

"Otak bekerja lebih baik dengan rencana formal yang terstruktur, memiliki panduan harian untuk mengetahui kapan dan apa yang harus dimakan, maka ini dapat memberi manfaat besar."

Demikian dikatakan Vicki Shanta Retelny, penulis Total Body Diet for Dummies.

Menurut dia, inilah yang disebut cara 'mengatur dan melupakannya'. Banyak diet komersial yang menawarkan jenis makanan terstruktur ini.

Baca: Batasi Ponsel hingga Stop Diet, Ini Langkah untuk Miliki Pikiran Sehat

5. Suka bergaul

Pola diet apa pun biasanya tak cukup fleksibel untuk tipe kepribadian ekstrovert.

Jika dapat berbagi makanan dengan keluarga dan teman adalah hal yang penting, sebaiknya kita mempelajari kiat diet yang memberi pengetahuan untuk memilih yang lebih sehat, terutama saat makan di luar.

Jadi, pemilik kepribadian ekstrovert ini masih bisa menikmati makanan di luar sana.

"Bergaul dengan bijaksana dan katakan tidak untuk beberapa hal," saran Retelny.

Mungkin kita harus mengurangi intensitas sosialisasi, misalnya yang biasanya berkumpul bersama teman empat kali dalam seminggu, kita pangkas menjadi dua kali saja.

Selain itu, kita juga bisa menerapkan alternatif cara dengan makan malam saat berada di rumah.

Atau, kita bisa memilik konsumsi sayuran saat makan bersama kerabat, dan berkomitmen untuk mengurangi porsi makan.

6. Pelanggar aturan

Menurut Albers, seorang pakar mindful eating, bagi mereka yang tak suka aturan, menerapkan kesadaran saat makan akan memberi banyak manfaat.

Kesadaran saat makan —meskipun bukan "diet", membuat tubuh merasa lapar, memperlambat kecepatan makan, dan membuat kita menikmati setiap gigitan.

Hal yang hebat tentang pendekatan mindful eating ini adalah, tidak ada makanan "terlarang", termasuk gula, jadi tak akan ada masalah saat kita mengonsumsinya.

"Pendekatan ini sangat membebaskan bagi [beberapa] orang," kata Albers.

Baca: Mengikuti Pola Makan Nenek Moyang dengan Diet Primal

7. Emosional

Makan berlebihan tidak selalu diakibatkan oleh emosi. Namun, banyak orang menganggap makan berlebihan adalah dampak dari perasaan sedih.

Riset dalam jurnal Appetite menunjukkan, cara berpikir ini dapat mempengaruhi perilaku kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com