Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2018, 23:59 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir semua orang pernah mengalami food coma, kondisi superlemas yang dialami setelah kita makan terlalu banyak.

Ketika mengalami food coma biasanya seseorang merasakan kelelahan dan lesu yang sangat hebat, hingga beberapa jam setelah makan.

Pada saat tersebut, kita merasa tak bisa melakukan kegiatan apa pun, perut begah, dan cenderung mengantuk.

Dikutip dari verywellfit.com, food coma atau postprandial somnolence adalah kondisi nyata yang diteliti para ilmuwan.

Terdapat beberapa teori yang menyebutkan penyebab dari food coma.

Baca juga: Kurangi Nafsu Makan dengan Minum Susu Setiap Pagi

Misalnya, food coma terjadi ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi tryptophan, yakni asam amino yang terdapat di beberapa produk daging dan susu.

Ketika asam amino dikonsumsi bersama dengan makanan tinggi karbohidrat, makanan tersebut akan mudah masuk ke otak, dan meningkatkan level serotonin.

Serotonin adalah neurotransmitter yang meningkatkan rasa rileks bahkan malas ketika level serotonin melambung.

Teori lainnya adalah food coma menyebabkan perubahan aliran darah pada otak.

Sistem syaraf parasimpatetik (PNS) kemudian terpacu ketika perut membesar karena kita mengonsumsi banyak makanan.

Sebagai sinyal dari PNS, aliran darah mengarah lebih banyak pada organ pencernaan, sementara aliran darah ke otak lebih sedikit. Hal itu menyebabkan kita merasa ngantuk dan lelah.

Baca juga: Ngantuk Setelah Olahraga, Apa Sebabnya?

Ada pula teori yang mengatakan, food coma disebabkan karena konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat rendah. Hal itu menimbulkan rasa ngantuk setelah makan.

Food coma adalah kondisi yang tidak mengenakkan. Sehingga ada baiknya jika kita mencegahnya sebelum terjadi.

Beberapa hal bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya food coma, di antaranya:

1.Makan porsi kecil

Peneliti menemukan, makanan porsi besar cenderung membuat seseorang merasakan food coma.

Selain itu, banyak peneliti sepakat bahwa makanan solid cenderung lebih mungkin menstimulasi food coma.

Jika mau menghindarinya, pastikan kamu mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan sertakan makanan berkuah.

Misalnya, sup dan sandwich ukuran kecil atau smoothie dengan telur rebus.

2.Tidur cukup

Jika kamu berencana berkendara setelah makan besar, pastikan kamu tidur cukup sebelum makan.

Sebuah penelitian menemukan, seseorang yang berkendara setelah sesi makan besar cenderung merasakan kantuk yang lebih parah.

Artinya, jika seseorang yang berkendara sudah mengantuk, maka makan besar akan membuatnya lebih parah.

Baca juga: Mana yang Lebih Susah Dihilangkan, Lemak Perut Atau Paha?

3. Seimbangkan makronutrien

Para peneliti menyebutkan, makanan berlemak cenderung membuat kita mengantuk beberapa jam setelah makan.

Jika kita mengknsumsi makanan seimbang dengan asupan protein dan karbohidrat moderat dan lemak sehat dengan porsi kecil, maka kemungkinan mengalami food coma akan lebih kecil.

Pastikan porsi selalu terkontrol. Satu porsi bisa terdiri dari ikan atau daging sebanyak 3-4 ons serta satu porsi nasi.

Ukuran porsi nasi sama seperti ukuran kepal tangan kita. Usahakan mengonsumsi lemak maksimal dua sendok makan.

4. Aktif setelah makan

Lakukan stimulasi otot setelah makan besar dengan jalan kaki atau aktivitas lainnya.

Setidaknya, hal ini akan membuatmu merasa sedikit lebih baik setelah mengonsumsi kalori dengan jumlah besar.

Cara ini juga mungkin akan membuatmu merasa lebih segar setelah merasakan food coma.

Hal serupa disarankan pada artikel di situs lifehacker.com.

Ketika mengalami food coma, usahakan melakukan hal-hal yang paling tidak kita inginkan saat itu.

Ketika food coma, seseorang akan merasakan kantuk dan kelelahan hebat.

Baca juga: Bir yang Diklaim Baik untuk Pencernaan

Sehingga hal sebaliknya adalah melawan rasa ngantuk dan lelah tersebut dengan terus bergerak meskipun hal itu membuat kita tidak nyaman.

Ahli gizi tersertifikasi sekaligus editor nutrisi pada situs bodybuilding.com, Paul Salter menyarankan jalan kaki setidaknya 15 menit atau lebih.

Ia juga merekomendasikan minum air putih sepanjang hari untuk melancarkan sistem pencernaan.

"Berjalan setelah makan akan melancarkan perpindahan makanan dalam tubuh kita ke sistem pencernaan dan membantu menurunkan level glukosa darah karena glukosa dikendalikan oleh hormon," kata Salter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com