Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan di Kantor yang Bisa Memperparah Diabetes

Kompas.com, 3 September 2018, 08:31 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Angka pengidap diabetes tipe 2 di dunia terus bertambah setiap tahunnya. Bahkan diperkirakan akan terus melonjak naik hingga mencapai 21,3 juta orang di tahun 2030.

Penyakit ini tidak datang secara tiba-tiba, dan bisa sangat sulit dideteksi kecuali jika gejalanya sudah menyebabkan kerusakan pada tubuh.

Itu kenapa mayoritas penderita diabetes merupakan orang-orang usia produktif yang tinggal di perkotaan, termasuk pekerja kantoran. Kira-kira, apa saja kebiasaan buruk yang biasanya sering dilakukan oleh pekerja kantor yang bisa meningkatkan risiko dan memperparah gejala diabetes?

Faktor risiko utama diabetes adalah gaya hidup yang buruk, yaitu pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Itu kenapa kebanyakan “populasi” pengidap diabetes adalah orang-orang yang tinggal di perkotaan besar yang notabene disibukkan dengan pekerjaannya.

Frederik Kier, Wakil Presiden Novo Nordisk kontinen Afrika, Asia, dan Timur Tengah ketika ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat dalam acara diskusi peluncuran program Cities Changing Diebetes (CCD), Jumat (25/8) memaparkan, “Diabetes adalah penyakit progresif, yang akan terus bertambah buruk seiring waktu. Jadi, harus didiagnosis lebih dini, diobati, dan dihentikan progresnya dengan gaya hidup lebih sehat.”

Baca juga: Kenapa Banyak Orang Indonesia yang Kena Diabetes?

Nah, gaya hidup sehat dapat membantu pengobatan dan kualitas hidup para diabetesi. Namun, banyak diabetesi usia produktif yang masih lengah dengan beberapa kebiasaan di kantor yang ternyata dapat memperparah gejala diabetes, seperti:

1. Sering curi-curi waktu ngemil makanan dan minuman bergula

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Diabetesi sebenarnya boleh-boleh saja untuk ngemil, tapi tetap ada aturannya. Sebaiknya pilih camilan yang sehat dan porsinya juga harus dibatasi. Minuman yang mengandung tambahan gula, tentu bisa menaikkan kadar gula darah dan berat badan.

Jadi, coba pertimbangkan kembali pilihan makan untuk ngemil. Ganti minuman soda, permen, donat, atau kue manis lainnya dengan buah, biskuit, atau susu rendah gula.

Baca juga: Waspadai, 5 Risiko Hobi Ngemil di Malam Hari

2. Melewatkan sarapan di rumah atau kantor

Ilustrasi berjalanjodiejohnson Ilustrasi berjalan
Siapa pun pasti pernah bangun kesiangan, termasuk para diabetesi. Kesiangan membuat kita terburu-buru berangkat ke kantor, dan melewatkan sarapan.

Walaupun kelihatannya sepele, melewatkan sarapan bagi penderita diabetes bisa jadi malapetaka. Kenapa?

Kondisi tubuh yang tidak mampu mengatur kadar gula normal, bisa menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah merosotnya level gula darah sehingga jadi sangat rendah.

Bila tidak sempat sarapan di rumah, kamu bisa mengonsumsi telur rebus atau roti gandum di perjalanan menuju kantor.

Baca juga: Tubuh Perlu Sarapan Setelah Tidur Malam, Simaklah Penjelasannya

3. Berada di sekitar rekan kerja yang merokok

Halaman:


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau