“Pada 2013, saya vakum selama enam bulan untuk memutuskan arah perusahaan,” tutur dia.
Pertengahan 2013, ia kembali berbisnis dengan sepatu yang lebih manly, yakni dress shoes dan bot.
Ia melakukan rebranding di tahun 2014, terutama pada logo Junkard.
Logo junkard terdiri dari tiga unsur yakni jangkar yang menggambarkan kekuatan, jangka yang memperlihatkan terukur atau teliti. Kemudian, busur yang berarti target market harus pas.
Sesuai dengan logo tersebut, market share Junkard lebih untuk orang-orang yang menyukai dress shoes, bot, serta orang-orang yang mengerti denim, jaket parka, dan lainnya.
“Pasarnya dalam dan luar negeri. Komposisinya 20-80 persen,” ucap dia.
Penjualan di luar negeri, sambung Tangguh, paling banyak di Amerika Serikat.
Dengan modal bahasa Inggris seadanya, ia menawari 10 influencer AS penyuka sepatu bot dan dress shoes untuk mengenakan Junkard.
Baca juga: Txture, Sepatu Kualitas Dunia dari Kota Kembang...
Rupanya, 10 influencer ini tertarik dan memberikan review bagus, hingga akhirnya banyak pesanan datang dari AS.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan